Widiyana (18) salah satu saksi di kejadian itu mengatakan para pekerja lainnya sudah naik ke daratan untuk beristirahat. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (1/5) sekitar pukul 17.00 WIB.
"Jadi awalnya yang masuk galian Mas Jai sama saya. Tapi saya tidak sampai masuk ke lubang (gorong-gorong). Lalu udah mau asar, jadi pada naik buat istirahat," kata Widiyana (Iyan) kepada detikcom, Rabu (2/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pak Tarno masuk ke dalam (lubang gorong-gorong). Mau cek katanya lubangnya udah mau sampe (ke titik galian lain)," kata Iyan.
"Kan di seberang lagi gali juga. Terus Pak Tarno masuk ke dalam (gorong-gorong). Belum ada 5 menit masuk, lubangnya ambrol," tambahnya.
Setelah itu Iyan berusaha membantu pamannya keluar dari timbunan tanah. Menggunakan tangan kosong, Iyan hanya dapat menggali sejauh 1 meter. Dia mengatakan jarak dia dengan Tarno ada sekitar 6 meter. Saat itu, dia tak mendengar suara dari Tarno.
"Lubangnya tertutup rata. Sudah saya gali pakai tangan 1 meter tapi masih tanah juga," ujarnya.
Petugas menduga tanah tersebut longsor karena getaran saat kendaraan melintas. Iyan mengaku tidak begitu merasa ada getaran akibat kendaraan besar melintas. Hanya saja, jalanan di lokasi galian memang tidak ditutup.
![]() |
"Katanya sih ada getaran, ada tronton lewat. Tapi saya tidak lihat. Kalau saya tau-tau tanah ambrol, tidak merasa ada getaran. Jalan nggak ditutup," tuturnya.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (1/5) sore kemarin. Tarno bersama pekerja lainnya tengah mengerjakan proyek galian PAM Palyja di Jalan Jembatan Tiga, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Evakuasi Tarno berlangsung cukup lama. Saat ditemukan sekitar pukul 04.00 WIB tadi, Tarno sudah tewas. Jasad Tarno lalu dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. Rencananya, Tarno akan dimakamkan di kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah. (jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini