"Kami sangat dekat dengan pemerintah Indonesia dalam program restorasi gambut. Ini adalah titik penting dalam penyelamatan lingkungan gambut, baik untuk Indonesia maupun dunia," jelas Vigard.
Ia menilai pendekatan yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) merupakan komponen penting upaya penyelamatan gambut. Pendekatan ini meliputi kerja sama seluruh stakeholder area lahan gambut, yakni pemerintah, masyarakat, korporasi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Tugas restorasi tidak mudah karena penyelamatan lahan gambut meliputi perubahan pola di sekitar lahan itu. Kepentingan publik atas penggarapan lahan pun cukup besar. "Selain itu, dikembangkan juga untuk kepentingan riset dan akademis pastinya," tambahnya.
Baca juga: Mengais Rejeki Dengan Tas Rumput Gambut |
Jambore ini diikuti 256 desa dari 7 provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua. Mereka sepakat mendeklarasikan dukungan bagi para ahli di bidang rehabilitasi hutan dan lahan restorasi gambut serta melakukan partisipasi perlindungan gambut berbasis komunitas.
Selain itu, pengelolaan gambut tanpa pembakaran akan tetap terus dilakukan, mempercepat pengelolaan berbasis komunitas, dan saling membantu promosi produk tani gambut. (ayo/jat)