Kepala BRG, Nazir Foead, menyebutkan keberhasilan petani ini memiliki keuntungan ekonomi dan lingkungan. Petani masih dapat memperoleh keuntungan melalui budidaya tanpa melakukan pembakaran.
"Pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk kegiatan padat karya pembangunan sekat kanal dan sumur bor adalah bukti bahwa BRG selalu berada pada kepentingan rakyat," kata dia dalam pembukaan JMG, Sabtu (28/4/2018).
![]() |
Program restorasi lahan gambut melalui BRG sendiri digerakkan Presiden sejak 2016 pasca kebakaran hutan yang menyebabkan bencana asap pada 2015. Mereka juga menggelar acara yang sama pada 2016 di Jambi.
Acara jambore ini digelar agar seluruh desa yang terpencar di 7 provinsi bisa saling bertukar informasi. Tujuh provinsi tersebut yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Riau.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, menyatakan apresiasinya pada penyelenggaraan Jambore di Kalimantan Selatan. Potensi kebakaran hutan gambut dapat ditekan dengan program ini.
"Budaya masyarakat Kalimantan Selatan untuk mengelola gambut sudah berkembang sejak dulu sehingga penting dilestarikan dan ditularkan. Apalagi sekarang mau masuk musim kemarau," ungkapnya.
Peserta jambore juga menggelar kelas pertukaran informasi dengan lima tema, diantaranya kelas pengelolaan infrastruktur gambut dengan pembasahan, ekonomi, dan promosi produk. (ayo/jat)