"Sesuai hasil pemeriksaan dokter di Singapura, 17-19 April 2018, kemarin, mata kiri Novel harus diberikan obat tetes setiap hari dan lensa buatan dibersihkan menggunakan cotton bud agar dapat melihat dengan baik," ujar Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Senin (30/4/2018).
Dari hasil pemeriksaan di Singapura tersebut, mata kiri Novel menunjukkan perkembangan yang baik. Hanya, mata kanan Novel tidak menunjukkan perkembangan yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam proses rawat jalan, Febri menyebut dokter memberikan surat istirahat kepada Kasatgas penyidik KPK itu selama sebulan, hingga 18 Mei 2018. Saat ini penglihatan Novel ditunjang menggunakan kacamata. Mata kirinya juga telah mampu membaca buku dalam jarak dan ukuran huruf yang wajar.
"Nanti akan dilihat perkembangan kondisinya, apakah masih membutuhkan istirahat atau sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti kembali bekerja sebagai penyidik di KPK," tutur Febri.
Novel mengalami teror air keras pada 11 April 2017 setelah menjalankan salat subuh di masjid dekat rumahnya. Mata kiri Novel mengalami kerusakan 95 persen, sedangkan mata kanannya 60 persen.
Novel harus bolak-balik Singapura untuk menjalani serangkaian operasi guna memulihkan kondisi matanya. Terakhir, mata kiri Novel dipasangi artificial cornea pada 23 Maret.
Hingga lebih dari setahun berlalu, polisi yang menyelidiki kasus itu belum juga menemui titik terang. Novel sudah hilang kepercayaan kasus ini akan diungkap. (nif/fdn)