"Kami sudah berupaya melakukan pencegahan melalui sosialisasi terhadap aktivis penambangan ilegal di kawasan itu sebelum meledak. Termasuk ada juga dilakukan penindakan. Namun, karena tempat pengeborannya itu di rumah warga dan juga di halamannya, sehingga agak sedikit sulit untuk dideteksi," kata Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro kepada detikcom di lokasi kejadian, Jumat (27/4/2018).
Wahyu mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi lanjutan terkait penutupan sumur-sumur minyak milik warga setempat. "Tentunya kegiatan ini akan kita lakukan penertiban, salah satunya dengan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait bahayanya kegiatan tersebut. Ini tidak dibolehkan, UU telah mengaturnya," ujar Wahyu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini kepolisian bersama tim gabungan sedang berupaya mengatasi semburan yang masih membubung pada sumur setelah padam kemarin. Petugas dari Pertamina terus menyedot cairan yang keluar dari sumur. Cairan tersebut mengalir dari parit yang dibuat untuk tampungan sehingga tidak menyebar ke permukiman warga.
"Cairan yang sudah ditampung di parit-parit buatan itu sedang disedot. Kemudian dipindahkan ke tempat yang aman. Hanya dipindahkan, bukan menjadi milik Pertamina. Warga jangan khawatir," tambah Wahyu.
Sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur, meledak pada Rabu (25/4) lalu. Dampaknya, 22 orang tewas dalam kejadian itu, termasuk 39 lainnya luka-luka. (nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini