"Saya kira Indonesia cuma jadi penonton sih sekarang," kata Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Alasannya, Indonesia tak terlibat dalam organisasi Six-Party Talks, yang diinisiasi oleh enam negara untuk membahas perdamaian Korsel-Korut. Six-Party Talks terdiri atas Korsel, Korut, Jepang, Amerika Serikat, China, dan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fadli, saat ini Indonesia hanya menjadi penonton dalam berbagai peristiwa bersejarah di skala internasional. Ia pun kemudian membandingkan situasi masa lampau Indonesia, yang dinilainya banyak terlibat untuk mengambil keputusan di tingkat global.
"Buat Indonesia bagus ya, hanya kita memang kehilangan sekarang Indonesia dalam politik luar negerinya itu tidak terlalu high-profile seperti dulu," ucap Fadli.
"Kalau dulu kita selalu terlibat di dalam usaha-usaha perdamaian. Kita kan tidak ikut di dalam Six Party, member yang membahas tentang Semenanjung Korea," imbuhnya.
Baca juga: Program Denuklirisasi Dibahas di KTT Korea |
Diberitakan, pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan komitmen mereka untuk pelucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea.
"Korea Selatan dan Utara mengkonfirmasi tujuan bersama untuk mewujudkan, lewat denuklirisasi sepenuhnya, sebuah Semenanjung Korea yang bebas nuklir," demikian pernyataan bersama Kim dan Moon seusai pertemuan bersejarah yang berlangsung di desa gencatan senjata Panmunjom, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (27/4).
Kedua pemimpin juga sepakat tahun ini mereka akan mengupayakan berakhirnya Perang Korea secara permanen, 65 tahun setelah perang tersebut hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini