"Dekatnya sejauh apa? Kalau ulama itu kemudian datang menemui penguasa kemudian ulama menasehati penguasa agar tidak berlaku zalim, tidak berlaku aniaya, itu boleh. Itu jihad yang paling besar," ujar Sekretaris PA 212, Bernard Abdul Jabbar kepada detikcom, Selasa (25/4/2018).
Baca juga: Ma'ruf Amin Keberatan Kiai yang Dekat Pemerintah Didiskreditkan |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tujuan datang ke istana, ke kerajaan, memberitahukan, menasehati itu kewajiban. Tapi ketika datang justru berdekatan dengan ulama, memfatwakan apa yang menjadi kepentingan penguasa itu nggak boleh," jelas Bernard.
"Kami tidak ikut campur dalam masalah pribadinya Pak Ma'ruf Amin. Itu bukan urusan kami. Tapi ini yang harus dijelaskan. Ulama dekat dengan penguasa dan dia membela kepentingan penguasa, memanfaatkan apa yang dimau sudah jelas itu ulama su' (buruk)," lanjutnya.
Sebelumnya, Ma'ruf menyinggung kelompok yang tak senang MUI dan NU dekat dengan pemerintah. Apalagi yang menggunakan kata-kata kasar menghina kiai karena dekat dengan pemerintah pusat.
Ia mengatakan berjuang di negara ini sah-sah saja, termasuk berjuang ingin menjadi presiden asalkan konstitusional dan berjalan dengan demokratis.
"Mau ganti presiden, silakan, ada caranya, yaitu demokratis dan konstitusional. Jangan ngantem sana-sini. Kalau kiai dekat dengan pemerintah, (dibilang) kiai anjing, naudzubillah," kata Ma'ruf dalam acara pelantikan dan harlah ke-92 Nahdlatul Ulama di Kota Serang, Banten, Selasa (24/4/2018)
Tonton juga video mengenai komentar Ma'ruf Amin mengenai Reuni 212 beberapa waktu yang lalu:
(nkn/yas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini