Cagub Edy: Bebaskan Warga Memilih Pemimpin Tanpa Dikotakkan Agama

Pilgub Sumut 2018

Cagub Edy: Bebaskan Warga Memilih Pemimpin Tanpa Dikotakkan Agama

Mega Putra Ratya - detikNews
Selasa, 24 Apr 2018 11:50 WIB
Foto: dok Timses Edy Rahmayadi
Jakarta - Edy Rahmayadi berharap Pilgub Sumut 2018 tidak dijadikan ajang untuk memecah-belah kerukunan masyarakat Sumatera Utara yang multietnis. Rakyat harus dibebaskan memilih pemimpinnya tanpa dikotak-kotakkan masalah agama.

"Yang kita rasakan saat ini ada pemaksaan dari kelompok tertentu demi kepentingannya. Politik akhirnya kekuasaan, tak bisa dipaksakan, karena itu amanah rakyat. Rakyat dibebaskan memilih siapa pemimpinnya. Jangan sampai dikotak-kotakkan masalah agama. Kalau kekuasaan dipaksakan, masyarakat akan terkotak-kotak. Saya dan Ijeck muslim, kami berpolitik saat ini bukan politik agama, tapi agama memayungi sikap politik kami," ujar Edy, Selasa (24/4/2018).


Edy mengatakan itu setelah bertemu tokoh dengan lintas agama di Posko Pemenangan Eramas, Jalan A Rivai, Medan, Senin (23/4/2018). Hadir dari tokoh agama Kristen JA Ferdinandus, tokoh agama Hindu Chandra Bosse, tokoh agama Konghucu JS Tevi Tandijono, tokoh agama Buddha The Cin Cai, dan tokoh agama Islam Abdurrahim Siregar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JS Tevi Tandijono mengatakan pihaknya menyepakati agar pemilu dapat berjalan dengan damai tanpa sebaran fitnah. Masyarakat juga harus cerdas dalam menerima informasi berita yang benar maupun hoax.

Sementara itu, The Cin Cai mengungkapkan, karena pilgub sebelumnya tingkat golput terbilang tinggi, harus diubah agar partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara meningkat. Dalam kesempatan itu, ia mengaku mendengar langsung visi dan misi pasangan Eramas dari Edy Rahmayadi yang juga ada di lokasi.

"Semoga Sumut bisa mendapat pemimpin yang amanah, bukan hanya untuk golongan tertentu, tapi semuanya. Mari kita menjaga dan mengawasi visi-misi yang dijanjikan, semoga bisa dibuktikan. Pilih sesuai hati nurani tanpa dipengaruhi diiming-iming," ucapnya.

Hal yang sama disampaikan tokoh agama Islam Abdurahman Siregar. Ia menilai Edy dan Ijeck merupakan calon pemimpin yang bisa masuk ke semua suku, agama, dan elemen masyarakat. Pemimpin tersebut merupakan sosok pemimpin yang diharapkan.


Sedangkan tokoh Kristen JA Ferdinandus menegaskan, yang terpenting bagi para pemuka agama, pilkada berlangsung damai.

"Segala sesuatu harus dilakukan atas dasar takut akan Tuhan. Kiranya pilgub yang akan datang, kita tidak memilih berdasarkan agama, agama itu terlalu murni untuk dipolitisasi. Saya mendukung nomor 1, Eramas, bukan karena agama, tetapi karena yakin Eramas tokoh yang bisa membawa Sumut jadi lebih baik," ujar Ferdinandus.

Ia juga mengaku, sebelum Edy membawa tagline Sumut Bermartabat, ia jauh hari meminta agar Sumut meningkatkan kemartabatan agar menjadi provinsi yang disegani. Ia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak memilih seseorang karena termakan fitnah.

"Agama memang harus mempengaruhi pelaksanaan politik, tapi atas takut akan Tuhan agar tidak bermain kotor," katanya. (ega/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads