Dituturkan Kepala Kepolisian Toronto, Mark Saunders, seperti dilansir Reuters, Selasa (24/4/2018), Minassian sebelumnya belum pernah berurusan dengan aparat penegak hukum Kanada. Sosoknya tidak dikenal di kalangan kepolisian setempat.
"Aksinya jelas terlihat disengaja," sebut Saunders dalam konferensi pers di dekat lokasi kejadian pada Senin (23/4) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media lokal Kanada, Canadian Broadcasting Corp (CBC), melaporkan bahwa Minassian berasal dari Richmond Hill, Ontario. Profilnya pada jejaring sosial LinkedIn menunjukkan Minassian merupakan mahasiswa di Seneca College di North York, yang terletak di sebelah utara kawasan Yonge Street.
Motif Minassian melakukan aksi brutal ini belum diketahui pasti. Saunders enggan berspekulasi soal motif pelaku dan menyatakan penyelidikan masih berlangsung.
Dilaporkan CBC yang mengutip sejumlah pejabat pemerintah Kanada, Minassian tidak terkait dengan kelompok militan manapun. Menteri Keselamatan Publik Federal Kanada, Ralph Goodale, menyatakan: "Tidak ada keterkaitan dengan keamanan nasional'.
Dengan mengendarai van warna putih yang disewanya, Minassian menabrak para pejalan kaki di trotoar yang ada di kawasan Yonge Street yang ramai pada Senin (23/4) siang waktu setempat. Dia melaju sejauh 1,6 kilometer sambil terus menabrak para pejalan kaki.
Sedikitnya 10 orang tewas dan 15 orang lainnya luka-luka. Minassian ditangkap setelah menodongkan sebuah objek tak jelas ke arah polisi dan berteriak: "Bunuh saya". Saat ditangkap, polisi tidak menemukan senjata api di dekat Minassian.
Sementara itu, CBC juga melaporkan informasi yang beredar via online yang menyebut Minassian melakukan aksi brutal ini karena marah usai ditolak banyak wanita.
Sebuah akun Facebook yang menampilkan nama dan foto Minassian merujuk pada postingan 'Supreme Gentleman Elliot Rodger', pelaku serangan brutal tahun 2014 di Isla Vista, California, Amerika Serikat (AS) yang menewaskan 6 orang dan melukai puluhan orang lainnya. CBC belum bisa memverifikasi apakah postingan akun Facebook ini benar-benar ditulis Minassian.
Namun diketahui bahwa Rodger marah-marah soal banyak wanita yang menolaknya dalam video yang diposting sebelum serangan terjadi. Saat itu, Rodger menyebut pria seperti dirinya sebagai 'incel', kependekan dari 'involuntary celibate'.
Dalam postingan Facebooknya, Minassian menyatakan 'Pemberontakan incel telah dimulai. Kami akan menghancurkan semua Chads dan Stacys', 'Chads' merupakan sebutan untuk pria-pria yang gampang mendapatkan banyak wanita. 'Stacys' merupakan sebutan bagi wanita yang menolak banyak pria. Kedua istilah itu disebut Rodger dalam videonya sebelum melakukan serangan mematikan tahun 2014 lalu.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini