Delapan orang perwakilan massa itu masuk dengan tertib ke Gedung Nusantara, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/4/2018). Tak ada keributan yang terjadi saat mereka masuk ke ruang rapat Komisi V.
Mereka diterima oleh Ketua Komisi V Fary Djemy Francis. Salah satu perwakilan Garda, Habibi, kemudian menyampaikan aspirasinya dengan menggebu-gebu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap hari kami saksikan kawan-kawan kami berjatuhan menjadi korban dari sebuah sistem yang tidak berpihak pada kami," tambahnya.
Menurut Habibi, hingga saat ini belum ada payung hukum yang jelas bagi sopir ojek online. Ia merasakan adanya ketidakadilan, utamanya soal tarif yang dinilai terlalu murah.
"Setelah bertahun-tahun proses panjang, belum ada kebijakan yang melindungi kami dari sisi regulasi maupun tarif. Karena itu, salam kawan-kawan kami sampaikan untuk dimohonkan agar disampaikan," ujar Habibi.
Pernyataan dari Habibi ditanggapi oleh Fary. Fary memastikan akan menyampaikan aspirasi itu kepada pemerintah.
"Mudah-mudahan besok bisa dilangsungkan, sehingga apa yang hari ini disampaikan besok bisa menjadi masukan kepada Menhub (Menteri Perhubungan Budi Karya)," ujar Fery.
Dalam audiensi sore ini, Komisi V DPR juga menerima perwakilan komunitas ojek online lainnya. Selain perwakilan Garda, hadir pula Forum Peduli Transportasi Online (FPTOI) dan Perkumpulan Pengemudi Transportasi dan Jasa Daring Indonesia (PPTJDI).
Viedo 20detik: Melihat Suasana Demo Ojol dari Langit di Depan Gedung DPR
(tsa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini