Dilansir AFP, Minggu (22/4/2018), Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, dikutip kantor berita Bernama, mengatakan Batsh adalah seorag "insinyur kelistrikan dan ahli membuat roket".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini jelas kerjaan Mossad. Fadi adalah orang yang sangat cerdas, setiap orang cerdas adalah ancaman bagi Israel," kata Shedad di sekitar kediaman Batsh di Malaysia.
Video 20Detik: Profesor Palestina Ditembak Mati di Malaysia
"Fadi adalah anggota Hamas dan tahu bagaimana cara bikin roket. Jadi (Israel berpikir dia ini berbahaya," Imbuh Shedad.
Ahmad Abu Bakar (33), mahasiswa luar negeri yang kuliah di Malaysia mengatakan dia kenal Batsh sejak dua tahun lalu. "Dia orangnya ramah dan berdakwah tentang hal-hal yang baik. Dia tak pernah ceramah soal kebencian. Saya sangat terkejut dengan pembunuhan ini," kata dia.
Kelompok pergerakan Islamis Palestina, Hamas, menyatakan pihak keluarga Batsh telah memberi keterangan, "Kami menuduh Mossad berada di balik pembunuhan ini." Hamas Palestina mengatakan Batsh adalah ilmuwan spesialis isu energi di organisasinya.
Batsh meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Dia sudah tinggal di Malaysia selama lebih dari satu dekade, hingga akhirnya tewas ditembak pada Sabtu (21/4) kemarin. Robert Anthony, 56, petugas keamanan di sekolah dasar China dekat lokasi kejadian, menyatakan sempat mendengar suara tembakan. Namun dia mengira itu adalah suara kembang api.
(dnu/fjp)