"Mungkin akan ada lagi, terutama daerah yang aksesnya tertutup, yang selama ini dijadikan warga sebagai tempat pembuangan sampah liar, aksesya sulit," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji saat dihubungi detikcom, Jumat (20/4/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah di daerah Pasar Rebo, saya pernah melakukan pembersihan sampah liar, lokasinya motor saja tidak bisa lewat. Itu di permukiman, itu tertutup oleh rumah-rumah dan sudah jadi gang. Di tengah permukiman itu ada tanah kosong tidak jelas pemiliknya siapa, warga buang-buang sampah di situ dan akhirnya menggunung," ungkap Isnawa.
Kondisi itu akhirnya dilaporkan warga lewat aplikasi pengaduan Qlue. Dalam pembersihan sampah itu, petugas pun terpaksa bekerja manual karena sulitnya akses ke lokasi.
"Akhirnya masuk ke Qlue, kita kerjain. Itu ngerjainnya setengah mati karena gerobak motor tidak bisa masuk. Akhirnya kita manual pakai karung-karung," imbuhnya.
Lautan sampah di kolong Jalan Tol Tanjung Priok pada Jumat siang mulai dibersihkan ratusan personel gabungan dari petugas kebersihan lingkungan hidup dan TNI. Total ada 350 personel gabungan yang dikerahkan untuk menyingkirkan sampah-sampah tersebut.
"Ada 350 personel gabungan dari PPSU 40 (orang), petugas lingkungan hidup Jakarta Utara 120 (orang), petugas kebersihan kecamatan 100 (orang), lalu gabungan Kodim dan TNI ada 90 (orang)," ujar Lurah Pepanggo kepada detikcom di lokasi, Jalan Warakas I Gang 23 Papanggo, Jakarta Utara, Jumat (20/4).
Sampah itu sudah ada sejak 22 tahun lalu. Sampah tersebut merupakan limbah pembuangan masyarakat. Hamparan sampah itu tidak terpantau karena tertutup rumah-rumah warga.
"Itu sudah berlangsung dari 1996," ujar Kepala Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup Basrudin ketika dihubungi detikcom, Kamis (19/4). (abw/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini