"Munculnya sesar salah satunya karena pergerakan lempeng, juga adanya aktivitas di dalam bumi. Tapi penamaan sesar khusus di daratan, kalau di perairan disebut lempeng," kata Kepala Kepala Stasiun Geofisika Yogyakarta, I Nyoman Sukanta, kepada detikcom, Kamis (19/4/2018).
Gempa di Banjarnegara kemarin, BMKG menyebut pemicunya adalah sesar lokal karena ada indikasi sesar itu baru terbentuk. Berbeda dengan wilayah Yogyakarta yang memiliki nama seperti sesar Opak. Penamaan itu setelah gempa melanda wilayah Bantul dan sekitarnya dipicu pergerakan sesar yang berada di sepanjang Kali Opak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indikasi suatu wilayah terdapat sesar biasanya ada bukit, lembah dan sungai. Pada umumnya di wilayah sesar tidak banyak permukiman penduduk karena topografi kurang ideal didirikan tempat tinggal.
Di Jawa Tengah, lanjutnya, indikasi keberadaan sesar lebih banyak dibandingkan DIY karena faktor luas wilayah. Meski demikian, sesar di Jawa Tengah belum banyak teridentifikasi. BMKG pun terus melakukan pengamatan salah satunya dengan memakai alat seismograf.
"Sesar biasanya baru teridentifikasi setelah ada peristiwa gempa. Tapi dengan melihat topografi, bisa terlihat indikasi wilayah bukit, lembah dan sungai itu merupakan sesar," paparnya.
Untuk tingkat kerusakan dampak gempa, imbuh Sukanta, efek gempa di darat lebih terasa tapi kecil kemungkinan memicu tsunami.
"Yang terpenting, masyarakat selalu waspada. Dan jangan mudah terpancing isu-isu yang menyesatkan. Untuk klarifikasi bisa menghubungi langsung BMKG," imbuhnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini