"Saya sudah koordinasi dengan pihak Balai (Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Surabaya), ini jalan nasional. Jembatan sudah ada sejak tahun 1984, dirawat rutin. Kalau ada musibah seperti ini apa benar karena sudah tua. Atau ada masalah lain. Masalah lain itu apa, bisa tonase (kapasitas muat). Ukurannya melebihi batas yang ditentukan," papar Fadeli di lokasi kejadian.
Informasi berbeda disampaikan Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Zarkasi, jembatan yang ambrol tersebut dibangun tahun 1970-an. Tahun 2017, terakhir kali dicat dan diperbaiki.
![]() |
Jembatan timbang merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan. Fadeli mengaku tidak tahu batas kemampuan maksimal jembatan yang ambrol. Dia berharap pemerintah pusat memberi perhatian.
"Kami harapkan BPJN VIII terus memberikan kontrol, juga pihak perhubungan soal itu," kata Fadeli.
Jembatan Babat ambrol sekitar pukul 10.45 WIB. Tiga truk dan satu sepeda motor tercebur ke Bengawan Solo. Dua orang tewas.
(trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini