"Belajar dari Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, politik uang masih jadi ancaman besar bagi demokrasi kita. Kita menyaksikan bagaimana masa tenang putaran kedua diwarnai insiden 'hujan sembako' atau bagi-bagi sembako di wilayah Jakarta," kata Sekjen ACTA Jamaal Yamanie di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/4/2018).
Baca juga: KPU Coklit Data Pemilih di Luar Negeri |
Menurutnya, jika di Jakarta bisa terjadi hujan sembako, ada potensi hal tersebut terulang pada Pilpres 2019 di daerah terpencil. Selain itu, ACTA juga menyoroti penyusunan daftar pemilih di mana 6,7 juta pemilu dalam daftar pemilih sementara belum memiliki e-KTP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyoroti aturan kampanye. Jamaal menyebut aturan kampanye saat ini akan menyulitkan jika jangka kampanye hanya 6 bulan.
"Dibanding Pemilu 2014 yang 1 tahun, konsekuensinya akan terjadi banyak pelanggaran kampanye baik di luar jadwal maupun di luar zonasi," katanya.
Terakhir, Jamaal menyoroti soal penyalahgunaan kekuasaan. Dia mengatakan adanya peluang penyalahgunaan kekuasaan dalam Pilpres 2019.
"Bentuknya bisa berupa ketidaknetralan ASN sampai penggunaan jenis bantuan sosial," ujarnya.
Jamaal berharap KPU bisa menyadari potensi masalah pada Pilpres 2019 tersebut. (idn/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini