Hutan Gundul Hasil Eksploitasi, Ini Janji Perusahaan Tambang Emas

Hutan Gundul Hasil Eksploitasi, Ini Janji Perusahaan Tambang Emas

Ardian Fanani - detikNews
Minggu, 15 Apr 2018 15:37 WIB
Kawasan gundul ini dijanjikan akan dihijaukan kembali (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi - Kegiatan pertambangan selalu berdampak pada kerusakan lingkungan khususnya tumbuhan dan berbagai flora di sekitar area tambang. Hal itu juga terjadi di kawasan pertambangan yang dilakukan PT Bumi Suksesindo (BSI) di Gunung Tumpangpitu, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Hutan produksi yang dulu hijau dibuka untuk kepentingan tambang. Beberapa lahan tampak kosong akibat dari penggalian tanah dan batuan yang mengandung emas.

Namun PT BSI berkomitmen akan kembali menghijaukan hutan tersebut, setelah penggalian tambang dilakukan. Tidak menunggu seluruh proses penambangan selesai, tapi secara perlahan sejak tahun 2016 dilakukan penghijauan lokasi yang sudah tak digali lagi.

"Lokasi yang diperkirakan tidak menghasilkan (emas) akan kami lakukan pengembalian fungsi atau dihijaukan," kata Doni Roberto, Environmental Compliance Superintendent PT BSI kepada detikcom, Minggu (15/4/2018).


PT BSI, kata Doni, berkomitmen melakukan reboisasi demi menjaga lingkungan. Di satu area pertambangan ada kawasan nursery yang menyiapkan bibit tanaman untuk penghijauan.

Tahapan pengembalian lahan yang harus dilakukan cukup panjang yang disebut proses reklamasi tambang. Pertama pengembalian tanah yang sebelumnya diambil. Sebelumnya PT BSI mengambil 'top soil' tanah yang banyak mengandung unsur hara. Top Soil itu kemudian disimpan, untuk kemudian diletakkan kembali di lokasi galian yang sebelumnya digali.

"Setelah pengembalian tanah, tanaman perintis atau semak belukar akan ditanam pertama kali. Ini untuk mengembalikan fungsi lahan yang akan ditanami," tambahnya.

Selanjutnya, menyusul tanaman tinggi dan keras seperti sengon dan aneka tumbuhan yang pada awalnya memang tumbuh di tempat tersebut akan ditanam. Dan terakhir tumbuhan hutan.

Saat ini, PT BSI telah merehabilitasi seluas sekitar 25 hektar dengan ratusan ribu bibit. Sementara seluas 600 hektar lahan di gunung tumpang pitu telah dibuka dari total izin yang didapat seluas 900 hektar.


"Kami terus lakukan penanaman kembali di lokasi lahan yang tak digunakan lagi," pungkasnya.

Sementara itu, Corporate Communication Manager PT BSI, Teuku Mufizar Mahmud mengatakan, pihaknya sengaja tak melakukan pengaspalan di lokasi tambang agar lebih mudah dalam reklamasi wilayah tambang.

"Kami biarkan jalan di lokasi tambang tanah dan bebatuan. Jika kami aspal, maka harus melakukan pembersihan aspal sebelum nantinya kami kembalikan lagi menjadi hutan," tambahnya.

Selain mengembalikan lagi lahan menjadi hutan saat tambang berakhir, pertambangan ini tidak menggunakan air bawah tanah. Air yang didapat dan digunakan untuk pertambangan, merupakan air hujan yang di tangkap dan dimasukkan di 6 dam yang dibangun di atas gunung.

"Air ini tidak langsung kami keluarkan ke sungai. Kami lakukan pengendapan lumpur agar tidak mencemari pantai. Air ini bersih. Sementara untuk pengolahan emas kami menggunakan sianida. Itu kita tampung sendiri dan bisa kita pakai berulang-ulang. Dan itu berbeda dengan air yang ditampung dari air hujan," tandasnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.