Abraham Samad Khawatir Kasus Novel Akan Menimpa Pimpinan KPK

Abraham Samad Khawatir Kasus Novel Akan Menimpa Pimpinan KPK

Usman Hadi - detikNews
Minggu, 15 Apr 2018 11:23 WIB
Ilustrasi (Foto: dok. detikcom)
Yogyakarta - Mantan Ketua KPK, Abraham Samad, khawatir kasus teror terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan akan terulang. Terlebih kasus Novel hingga setahun ini belum menuai titik terang.

"Saya khawatir kasus Novel akan terulang menimpa pegawai-pegawai KPK," kata Abraham Samad, di sela roadshow seminar motivasi 'spirit of Indonesia' di Gedung Prof R H A Soenarjo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Minggu (15/4/2018).

"Dan tidak menutup kemungkinan Komisioner KPK juga bisa kena (teror)," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, kata Abraham, pihaknya bersama elemen masyarakat sipil lainnya mendorong pemerintah segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Supaya kasus Novel lekas terpecahkan.

"Saya tetap konsisten terhadap usulan saya sejak dari awal. Bahwa kasus Novel harus diselesaikan dengan Tim Gabungan Pencari Fakta. Karena apa? Ini sudah satu tahun," imbuhnya.

Video 20Detik: Novel Cium Aroma Aneh Penanganan Kasusnya

[Gambas:Video 20detik]



Menurutnya, jika TGPF dibentuk maka tim tersebut bisa membantu kinerja kepolisian dalam mengusut kasus penyerangan ke Novel. Kalau tidak segera dibentuk TGPF, dikhawatirkan kasus tersebut akan mengendap.

"Oleh karena itu, pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta itu adalah sebuah solusi yang paling tepat dan paling elegan. Karena kenapa? Tim Gabungan Pencari Fakta nanti kelak akan membantu pihak kepolisian," sebutnya.

"(TGPF) bekerjasama dengan pihak kepolisian menemukan pelaku yang menyiram (air keras terhadap) Novel Baswedan," lanjutnya.

Menurut Samad, cercaan dan serangan politik yang diterima KPK adalah fenomena yang wajar dan lumrah. Serangan terhadap lembaga antirasuah tersebut, kata Abraham, menandakan bahwa KPK masih berkinerja baik.

"Banyak oranglah (yang ingin melemahkan KPK). Siapa saja, orang yang terancam posisinya akan ingin melihat KPK dimandulkan dan dilemahkan," ungkapnya.

Selanjutnya, Abraham mengingatkan bahwa tahun ini adalah tahun politik. Praktek money politik sangat mungkin terjadi menjelang pilkada serentak 2018.

"Oleh karena itu, KPK harus lebih serius memantau dan menganalisa lebih jauh di lapangan. Tentang kemungkinan besar adanya praktek-praktek dugaan money politik," pungkas dia.

(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads