Sebelum membunuh Hunaidi, Supriyanto pernah mendatangi rumah korban di kompleks TNI AL, Jalan Kayu Manis, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Rabu (4/4) lalu. Dia mengambil uang Rp 3,2 juta dari dompet di rumah korban saat itu.
Aksinya diawali dengan berpura-pura menanyakan alamat kepada korban. Supriyanto menyelinap lewat samping rumah ketika korban sedang lengah, lalu masuk dan mengambil uang di dompet korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supriyanto mengetuk pintu rumah korban yang kemudian dibukakan oleh korban. Korban yang sudah mengenalinya sejak kemarin langsung menghardiknya.
"Korban ini membuka pintu dan sempat menjawab 'ada apa lagi kamu ke sini'," lanjutnya.
Ketika korban membuka pintu, pelaku langsung mendorongnya. Matanya tertuju ke tumpukan uang Rp 200 ribu di meja rumah korban.
"Korban melawan, mencoba memegang tangan pelaku dan pelaku mendorong dan membenturkan (korban), (pelaku) mau lari lagi dan korban mencegah dan saat itu pelaku nggak berpikir panjang melawan dan menusukkan pisaunya. Yang pertama ditusuk ke tangan dan dada, kemudian tersungkur," paparnya.
Istri korban sempat melihat kejadian itu. Sang istri langsung berlari ke samping rumah dan berteriak meminta tolong warga. Tidak lama kemudian, warga berdatangan dan mengepung rumah korban, tapi pelaku sudah menghilang.
Supriyanto tertangkap tepat sepekan setelah kejadian pada Kamis (12/4) kemarin. Dia teridentifikasi lewat CCTV. Tato pada lengannya yang sempat terekam kamera CCTV juga menjadi petunjuk kuat polisi.
Sebuah kebetulan, pada Kamis (12/4) dini hari itu, polisi mengamankan tawuran di Pondok Labu, Cilandak, Jaksel. Dari dua orang yang ditangkap, ternyata salah satunya Supriyanto.
Polisi mencurigai Supriyanto sebagai pelaku pembunuhan Hunaidi setelah melihat tato di lengannya yang mirip dengan tato pria yang terekam kamera CCTV di dekat rumah korban. Awalnya, Supriyanto mengelak, tapi akhirnya dia mengakui pembunuhan itu.
Supriyanto membunuh korban karena ingin menguasai uang korban. Dia mengaku sama sekali tidak punya niat membunuh korban.
"(Uang hasil merampok) buat bayar kosan, beli baju-celana. Saya nggak ada niatan untuk membunuh," Supriyanto sambil tertunduk lesu. (mea/mea)