Setahun Sebelah Mata dan Kekecewaan Novel Baswedan

Setahun Sebelah Mata dan Kekecewaan Novel Baswedan

Haris Fadhil, Nur Indah Fatmawati - detikNews
Rabu, 11 Apr 2018 21:35 WIB
Novel Baswedan berbicara mengenai setahun sebelah mata. (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Genap satu tahun sudah kasus teror keji terhadap Novel Baswedan. Sang penyidik KPK yang awalnya optimistis terhadap pengungkapan kasus ini, tapi kini begitu merasa kecewa.

Peristiwa itu terjadi pada 11 April 2017 sekitar pukul 05.10 WIB, setelah Novel melaksanakan salat subuh di Masjid Al-Ikhsan. Pelaku tiba-tiba menyiramkan air keras ke wajah Novel.

Seketika Novel merasa pedih di mata kirinya. Akibat kejadian itu, Novel mengalami kebutaan di mata kiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia sudah dua kali menjalani operasi di Singapura. Seiring dengan proses penyembuhan matanya, kasus terus berlalu.

Novel mengatakan awalnya dia menaruh harapan tinggi terhadap polisi untuk mengungkap kasus ini. Apalagi dia juga sebelumnya merupakan perwira polisi dengan pangkat terakhir komisaris.

"Saya menaruh kepercayaan yang tinggi karena mereka-mereka itu kan ada junior-junior saya, rekan-rekan saya, ada senior-senior saya, yang saya yakin mereka akan bekerja dengan benar," ucap Novel dalam Blak-blakan dengan detikcom di kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (9/4/2018).

Namun, selepas itu, hingga kini 1 tahun, kasus tersebut tak jua terungkap. Novel sangsi. Novel merasa polisi tidak melakukan tugas sebagaimana mestinya sebagai polisi sehingga membuatnya semakin yakin kasusnya akan dikesampingkan begitu saja.

"Dan di situlah kemudian saya meyakini bahwa ini tidak akan diungkap. Saya punya fakta-fakta lain yang membuat keyakinan itu ada. Dan sekarang, keyakinan itu semakin jelas dan tebal bahwa ini tidak akan diungkap," ujar Novel.

Tak hanya pesimistis, Novel juga begitu kecewa. Padahal, menurutnya, kasus ini jauh dari kata sepele.

"Ini nggak boleh dianggap sepele, nggak boleh dibiarkan. Saya juga kecewa dengan proses pengungkapan yang sampai sekarang belum juga diungkap. Saya bilang bukan belum ketemu pelakunya, tapi saya bicara kemungkinan dugaan saya ini memang belum mau diungkap. Saya kecewa sekali," kata Novel.

Novel khawatir teror serupa berulang pada pegawai KPK. Dia meminta pemerintah tidak abai terhadap potensi teror-teror semacam itu.

"Kalau dibiarkan dan kejadian ini terus-menerus jadi ancaman, saya khawatir ke depan pegawai KPK takut atau menurun keberaniannya. Saya khawatir pelaku makin berani. Ini nggak boleh terjadi. Saat ini setahun penyerangan saya yang belum terungkap, saya ingin sampaikan negara tidak boleh abai," ujar Novel.

Masih Mencari Pelaku

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pihaknya sudah bekerja keras dan akan terus bekerja untuk mengungkap kasus itu.

"Olah TKP sudah kami lakukan berulang-ulang," kata Argo kepada detikcom, Rabu (11/4/2018).

Polisi telah memeriksa puluhan saksi yang berhubungan dengan perkara tersebut, mulai keluarga Novel hingga tetangga dan saksi lain.

"Kita sudah meminta (keterangan) 68 saksi. Enam puluh delapan ini berulang kali diperiksanya ada yang 3-4 kali. Seperti salah satunya saksi E," imbuhnya.

Polisi juga telah membuat sketsa wajah pelaku yang dicurigai. Setidaknya sampai saat ini ada empat wajah terduga pelaku yang dibuatkan sketsa, di luar saksi-saksi yang dicurigai yang pernah diperiksa sebelumnya.



Tak hanya itu, Polda Metro Jaya telah membuka hotline untuk mengumpulkan informasi dari masyarakat. Sejauh ini sudah ada sekitar 1.080 SMS yang masuk ke nomor hotline tersebut. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads