GN menuturkan saat dirinya masuk ke Lapas Jelekong pada tahun 2017, ia menemukan suatu kondisi yang berbeda. Saat dimasukkan ke dalam blok, dirinya didoktrin untuk 'mencari uang'.
"Cara atau modus operandinya seperti itu (berkenalan hingga ancam sebar video)," ucap GN dengan kepala tertutup sebo di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut GN, doktrin dilakukan oleh kepala kamar langsung. Bahkan dia diajari cara melakukan praktik itu dari mulai membuat akun media sosial (medsos), merekam hingga memeras korban. Sementara ponsel, kata dia, disediakan oleh kepala kamar.
"Kebanyakan tahanan di sini (Lapas Jelekong) tidak ada pilihan lain, sehingga melakukan pekerjaan ini. Kalau tidak mau atau tidak berhasil, konsekuensinya dipukulin," ujar GN mengungkapkan.
Dirinya tak bisa berkutik. Sehingga sejak awal 2018 ini, GN melakukan praktik serupa. Selama beberapa bulan ini, GN sudah meraup sampai Rp 40 juta.
"Saya sebagai pencari korban. Baru dapat dua orang selama ini. Satu minggu per orang dua puluh juta (rupiah). Saya dapat empat puluh juta (rupiah)," kata GN.
Dalam praktiknya, GN menyasar wanita berusia 22 tahun hingga 56 tahun. Modusnya sama. Membuat akun Facebook hingga berkenalan dengan korban, lalu memperagakan adegan seks secara virtual.
"Saya pakai dua akun Facebook," ucap GN. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini