Rangkaian kereta barang yang berjumlah sekitar 100 gerbong tersebut berada di pinggiran Desa Besole, Kecamatan Bayan. Keberadaan rangkaian kereta yang mangkrak tersebut memang ramai dijadikan ajang foto selfie terutama bagi kawula muda. Namun tempat itu diduga juga menjadi tempat berbuat asusila oleh sejumlah pasangan muda-mudi.
"Ya emang ramai mas, pada foto-foto. Tapi ya ada aja yang menyalahgunakan untuk yang lain. Warga sini juga sering melihat pasangan yang berbuat itu (asusila). Bahkan pernah ada yang melihat jam dua siang ada yang begituan. Kalau malam biasanya malam minggu ada aja yang ke situ," ungkap warga setempat, Purwanto (44) ketika ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (11/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diwawancara terpisah, seorang fotografer Purworejo, Arif Gunawan Abdul Madjid (44) menuturkan bahwa keberadaan gerbong tua yang terbentang di atas rel jurusan Purworejo-Kutoarjo itu memang menjadi magnet penggemar fotografi. Ia berharap agar tempat tersebut tidak disalahgunakan.
![]() |
"Tempatnya bagus buat fotografi, emang agak ekstrim tapi keren. Beberapa kali saya ambil obyek di sana, sayang kalau sampai dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab dengan berbuat asusila," ucapnya.
Manajer Humas PT KAI DAOP V Purwokerto Ixfan Hendriwintoko saat dihubungi detikcom mengatakan, gerbong-gerbong tersebut dulunya digunakan untuk mengangkut semen dan pasir kwarsa. Gerbong lama buatan tahun 1964 itu dihentikan operasinya sejak tahun 2010 dan menjadi aset PT KAI.
"Statusnya gerbong konservasi alias masuk daftar gerbong rucat atau afkir, dulu digunakan untuk angkutan semen sama pasir kwarsa sebelum tahun 2000 an dan berhenti operasi tahun 2010 namun masih masuk daftar aset yang harus dimankan. Kami juga meminta kepada warga sekitar untuk membantu menjaga aset tersebut dan mengingatkan jika ada yang menyalahgunakan," ucapnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini