"Namanya disuruh kerja ya, wajar ya ada gesekan dikit," kata Mardani di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/4/2018).
Namun ia menyebut persaingan yang terjadi dalam lingkup internal PKS itu masih dalam batas wajar. Menurut Mardani, sembilan nama kandidat itu tetap solid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kerasnya Kontestasi Capres PKS |
"Tapi semuanya tetap taat, kok. Semuanya tetap PKS," jelasnya.
Soal panasnya persaingan sembilan kandidat capres/cawapres PKS ini diungkapkan oleh anggota DPR dari Fraksi PKS, Mahfudz Siddiq. Meski terlihat adem di luar, kesembilan kandidat ini seolah berusaha saling sikut.
Beberapa nama bergerilya dalam diam. Namun beberapa tokoh lainnya ada yang berani keluar dari tradisi politik silent ala PKS.
Mardani sendiri punya gerakan #2019GantiPresiden, yang belakangan viral. Namun Mardani menyatakan gerakan itu bukan semata demi menyingkirkan lawan kandidat capres/cawapres lainnya.
Sebab, menurutnya, gerakan itu tak melulu diasosiasikan dengan dirinya. Gerakan #2019GANTIPRESIDEN lebih dikaitkan dengan PKS secara kelembagaan.
"Gerakan saya justru sayanya nggak dikenal. Kalau ketemu ya PKS. Nama saya nggak ada yang kenal, ha-ha-ha...," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR itu.
"Jadi, kalau saya kira sih, lakukan tugas, hasilnya diserahkan sama Allah. Kalau viral bersyukur, tapi viral itu bukan tujuan," imbuh Mardani.
Dia menyatakan gerakan yang digagasnya itu dalam rangka mengedukasi masyarakat soal Pilpres 2019. Mardani pun menyebutkan alasan membunyikan gerakan #2019GantiPresiden.
"Tujuannya mengedukasi masyarakat agar 2019 ini jangan pilih pemimpin karena sederhananya, karena blusukan-nya, karena gantengnya. Tapi karena integritasnya dan karena kapasitasnya," ujarnya.
Selain nama Mardani, delapan nama kandidat capres/cawapres PKS lainnya adalah Presiden PKS Sohibul Iman dan eks Presiden PKS Anis Matta.
Kemudian ada pula nama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, dan Al Muzzammil Yusuf. Kesembilan nama itu disebutkan sebagai hasil pertimbangan Dewan Majelis Syuro PKS. (tsa/elz)