Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji menjelaskan kejadian ini bukan yang pertama kali di tahun ini, juga di tahun lalu. Namun kejadian serupa terus berulang.
"Kesulitan kita, kita enggak tahu saat kejadian datangnya minyak. Kita kurang bisa mendeteksi tumpahannya, apakah dari kapal atau dari aktivitas kilang minyak di situ, kita belum tahu," kata Isnawa kepada detikcom, Minggu (8/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jadi ada dua dugaan yang dia kemukakan. Pertama, minyak berasal dari tumpahan kapal. Kedua, minyak berasal dari aktivitas kilang minyak di kawasan Kepulauan Seribu.
"Pernah ada kapal yang melintas, mereka melakukan semacam pencucian tanki dan airnya dibuang ke perairan," kata dia.
Sekitar delapan bulan lalu, tumpahan minyak sempat mengagetkan pihak Bupati Kepulauan Seribu karena pencemaran itu tiba-tiba saja muncul di pagi hari. Dugaannya, kapal-kapal membuang limbahnya pada malam hari sebelumnya, tanpa siapapun yang tahu.
"Saya berharap, dari Satpol Air lebih mengawasi, karena kami dari Dinas Lingkungan Hidup cuma punya kapal pembersih sampah, tidak punya kapal patroli. Kita kepinginnya juga perusahaan-perusahaan besar seperti CNOOC, Pertamina, mereka membantu kita," kata dia. Dua perusahaan yang dia sebutkan adalah perusahaan yang punya kilang minyak di wilayah Kepulauan Seribu.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Yusen Herdiman, menduga tumpahan minyak itu berasal dari kapal lewat. Kepulauan Seribu dilalui hampir 5.000 kapal per harinya.
"Dugaannya, dari air ballast, dari kapal lewat atau dari kilang minyak," kata Yusen.
Air ballast adalah air pemberat kapal. Air itu kadang-kadang dibuang begitu saja menyesuaikan kondisi yang dihadapi kapal. Bila air ballast berasal dari kapal tanki pengangkut minyak, maka airnya juga bercampur minyak.
"Airballast limbah cucian yang bersumber dari kapal tangki pengangkut minyak," kata Yusen.
Namun demikian, investigasi penegak hukum belumlah menemui hasil. Polres Kepulauan Seribu mengamankan satu karung sampel minyak hitam yang akan diteliti oleh tim Labfor Polri. Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Victor Siagian menjelaskan tumpahan minyak hitam itu tepatnya berada di pesisir selatan Pulau Pari.
Kini minyak hitam itu sudah dienyahkan dari pantai Pulau Pari. Semula, tumpahan minyak ditemukan sepanjang 10 meter di lokasi.
(dnu/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini