Risma berharap dengan beroperasinya bus Suroboyo bisa mengurangi kemacetan dan sampah plastik.
"Perbandingan kendaraan pribadi dengan transportasi massal saat ini 75 persen dan 25 persen dan kalau sampai tembus angka 90 persen maka jalan di Surabaya akan berhenti. Idealnya 50 banding 50," harap Risma di atas bus, Sabtu (7/4/2018).
![]() |
Risma mengaku sulit mengubah perilaku masyarakat dari sistem kendaraan pribadi ke transportasi massal. "Ini yang disebut psikologi perkotaan dari angkutan pribadi ke transportasi massal. Dibutuhkan transformasi dengan menggunakan transportasi massal," ungkapnya.
Selain mengatasi kemacetan, Wali Kota Risma juga menuturkan bahwa bus Suroboyo bermanfaat untuk mengurangi jumlah sampah plastik di Surabaya. Pasalnya, penumpang tidak perlu membayar dengan uang, melainkan sampah plastik.
"Bagi penumpang yang akan naik harus membawa 5 botol ukuran tanggung, 3 botol besar, 10 gelas air mineral, kantong plastik (kresek) dan kemasan plastik," tuturnya.
![]() |
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengatakan, sampah-sampah plastik yang telah terkumpul akan diolah dengan baik dan benar dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
"Ini bentuk komitmen kami dalam menanggulangi sampah plastik yang sifatnya tidak bisa hancur ratusan tahun," pungkas mantan Kepala DKP dan Bappeko Surabaya ini.
(ze/trw)