Nenek di Sulsel Hidup di Gubuk Bersama Anaknya yang Gangguan Jiwa

Nenek di Sulsel Hidup di Gubuk Bersama Anaknya yang Gangguan Jiwa

Yahya Maulana - detikNews
Sabtu, 07 Apr 2018 09:50 WIB
Foto: Nenek Sedo tinggal di gubuk reyot (Yahya-detikcom)
Takalar - Seorang nenek di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan harus hidup di gubuk reyot yang nyaris roboh. Di gubuk reyot ini, Nenek Sedo (77), juga hidup bersama anaknya yang mengalami gangguan jiwa.

Untuk makan sehari-hari keluarga ini hanya mengandalkan belas kasih dari para tetangga. Sabtu, (7/4/2018). Gubuk reyot yang ditempati berukuran 3 x 4 meter di Dusun Batu Lanteang, Desa Pattopakang, Kecamatan Mangngarabombang. Rumah panggung berbahan bambu dengan atap dari pelepah daun kelapa ini telah ditempati oleh Sedo sejak puluhan tahun silam bersama seorang cucu dan putra bungsunya yang mengalami gangguan jiwa.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini rumah dari dulu memang begini belum tidak sempat diperbaiki karena saya sudah tidak bisa lagi kerja apa-apa" kata Sedo.

Kondisi fisik Sedo yang sudah renta memaksanya tak mampu lagi berbuat apa-apa untuk menjalani pekerjaan sehari harinya sebagai seorang petani yang menggarap sawah milik orang lain. Untuk makan sehari-hari pun Sedo hanya mendapatkan belas kasih dari para tetangga. Hal ini diperparah dengan tidak adanya bantuan dari pemerintah setempat.

Cucunya, Idris (15) masih bisa bekerja meski sebagai buruh serabutan. Upah yang didapatkannya pun digunakan untuk membiayai sekolahnya yang kini telah duduk di bangku kelas 2 SMP.

Nenek di Sulsel Hidup di Gubuk Bersama Anaknya yang Gangguan JiwaFoto: Nenek Sedo tinggal di gubuk reyot (Yahya-detikcom)


"Kalau untuk makan kita disini tetangga yang bawakan makanan karena (Sedo) sudah tidak bisa apa-apa jalan saja sudah susah apalagi anaknya gila jadi tidak bisa diharap. Kalau cucunya kerja sembarang (serabutan) sama orang kalau ada warga disini yang butuh bantuan cucunya yang kerja di situ dia makan dan kadang juga dikasih (diberi) uang tapi kalau dikasih uang dia simpan untuk sekolahnya," kata Daeng Gassing, salah seorang warga setempat.

Nenek Sedo sendiri memiliki tiga anak namun anaknya yang sulung telah meninggal dunia, sementara putri keduanya telah berkeluarga dan tinggal di kampung suaminya. Putranya bungsunya, Mallu (44) mengalami gangguan jiwa sejak 10 tahun lalu pasca-mengalami kecelakaan kerja.

Nenek di Sulsel Hidup di Gubuk Bersama Anaknya yang Gangguan JiwaFoto: Nenek Sedo tinggal di gubuk reyot (Yahya-detikcom)




Idris yang pernah berkeluarga juga ditinggal pergi oleh istrinya. Kini, Mallu dan Idris dirawat oleh Sedo.

Sedo sendiri berharap agar Mallu segera sembuh dari penyakit kejiwaan agar bisa kembali hidup normal dan menafkahi cucunya, Idris

"Saya sangat mau agar Mallu kembali normal kayak dulu karena sekarang ini tidak ada yang bisa kerja apa lagi anaknya masih sekolah kasihan kalau anak sekolah dipaksa kerja," kata Sedo sambil menitikan air mata.

Nenek di Sulsel Hidup di Gubuk Bersama Anaknya yang Gangguan JiwaFoto: Nenek Sedo tinggal di gubuk reyot (Yahya-detikcom)
(rvk/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads