"Saya prihatin atas kejadian ini, karena yang bersangkutan sebenarnya punya prestasi bagus," kata Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw saat dihubungi detikom, Kamis (5/4/2018).
Fahrizal adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2003. Bahkan Fahrizal telah menempuh Sespimen (Sekolah Pendidikan Perwira Menengah).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat di curriculum vitae-nya dia di posisi yang bagus-bagus, dan nilai psikotesnya bagus-bagus," ujarnya.
Fahrizal menjabat Wakapolres Lombok Tengah sejak Desember 2017. Sebelumnya, dia pernah menjabat Kasat Reskrim Polrestabes Medan.
Selama menjabat Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Fahrizal menorehkan sejumlah prestasi. Salah satunya, dia dan timnya beserta tim Densus 88 mengamankan pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep.
"Sekarang dia job Wakapolres Lombok Tengah, itu job AKBP," imbuhnya.
Fahrizal menembak Jumingan pada Rabu (4/4) malam kemarin. Fahrizal mengaku menembak adik iparnya itu karena merasa kesal telah menelantarkan adiknya, HW.
Belum jelas bagaimana peristiwa ini terjadi. Versi sementara, Fahrizal awalnya menodong ibunya. Namun, ketika Jumingan mencegahnya, Fahrizal malah balik badan dan menembak korban.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini