"Kajian itu masih perlu diuji lagi, diperdebatkan lagi, kenapa dipublis? BPPT harus bertangung jawab telah membuat ketakutan, keresahan, kegelisahan, traumatik bagi rakyat Banten," kata Wahidin Halim saat berbincang dengan detikcom di Serang, Banten, Kamis (5/4/2018).
Ia mengatakan, mestinya prediksi tersebut diuji kembali keilmiahannya. Karena, BMKG tidak pernah memprediksi tsunami sampai 57 meter bahkan sampai ke daratan Pandeglang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyerukan agar warga Banten tidak gelisah atas prediksi yang dibuat oleh BPPT tersebut. Karena, prediksi tsunami setinggi 57 meter masih perlu dicari kebenarannya secara ilmiah. Apalagi, persoalan bencana seperti gempa dan tsunami tidak dapat diprediksi kapan waktunya.
"Saya mengimbau untuk rakyat Banten tidak gelisah. Ini (prediksi) jangan membuat kita galau," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sendiri sudah angkat bicara mengenai prediksi tsunami 57 meter di Pandeglang Banten. BMKG menilai temua ini masih perlu dikaji secara mendalam.
"Di sini kami perlu menyampaikan terkait adanya potensi tsunami di Pandeglang dengan lebih 50 Meter dalam pemberitaan itu, kami sampaikan bahwa berdasarkan UU no 31 tahun 2009, BMKG mendapat mandat untuk observasi dan analisis dan disemasi mengenai meterologi gempa dan tsunami. Oleh karena itu terkait info gempa bumi dan tsunami bersama ini kami perlu sampaikan lima poin penting yang disampaikan oleh Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (bri/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini