"Ayolah, kita bahas pasal #PlangaPlongo ini penting bagi Indonesia...," tulis Fahri lewat akun @Fahrihamzah seperti dikutip detikcom, Senin (2/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PahriPlangaPlongo kalo kataorgsunda...," tulisYunarto.
Pahri Planga Plongo kalo kata org sunda... https://t.co/gybZo41hxy
β Yunarto Wijaya (@yunartowijaya) 2 April 2018
Fahri kemudian menulis sederet tweet tentang Planga Plongo. Dia tak semata membalas cuitan Yunarto.
"Saya terpaksa cari arti kata #PlangaPlongo kok saya Gak lihat arti negatif 100% ya? Kok saudara tersinggung?" kata Fahri kemudian tanpa me-mention siapapun.
Dia menyebut diskursus soal 'planga plongo' jangan dibawa ke ketersinggungan pribadi. Dia lalu memaknai 'planga plongo' sebagai 'bengong'.
"Kalau anda Gak mau disebut #PlangaPlongo yang salah satu artinya "bengong" karena Gak paham, ya bikin diri anda paham. Karena lebih baik kalau megara dipimpin oleh orang yang paham. Partai yang paham. Rakyat pasti bahagia," ujar Fahri.
Tiba-tiba Fahri menyinggung soal Presiden Rusia Vladimir Putin. Agaknya cuitan ini menyambung dari cuitan koleganya sesama Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, sebelumnya.
"Lagi pula itu kan Gak menyerang pribadi. Sifatnya umum. Kalau saya, saya tidak setuju #Putinisme juga Tidak setuju #PlangaPlongo sebab keduanya ekstrem dan berbahaya. Demokrasi itu pemimpinnya #Normal," kata dia.
Fahri menilai, Putin punya mimpi untuk menjadi orang kuat. Sementara dalam kehidupan demokrasi, yang dibutuhkan adalah 'orang normal'.
"Saya juga Gak suka gara2 Jokowi nampak terlalu lemah lalu kita ingin kembali dipimpin tangan besi. Pasti kita Gak mau kembali ke masa lalu. Kita ingin pemimpin yang dicintai. Yang menciptakan musim yang romantis bagi pikiran dan khayalan," kata Fahri.
Sebelumnya Fadli Zon memang menyebut Indonesia butuh sosok seperti Putin yang tak planga plongo dan pemberani. Fadli tak menyebut siapa yang planga plongo tetapi cuitannya kemudian mengundang reaksi dari sejumlah politikus.
Sementara itu Fahri Hamzah dalam cuitannya kali ini langsung menyebut nama Jokowi. Namun dia tak secara langsung menyerang Jokowi.
"Saya juga Gak suka gara2 Jokowi nampak terlalu lemah lalu kita ingin kembali dipimpin tangan besi. Pasti kita Gak mau kembali ke masa lalu. Kita ingin pemimpin yang dicintai. Yang menciptakan musim yang romantis bagi pikiran dan khayalan," ujar dia.
Fahri menganggap seorang pemimpin boleh untuk jadi bahan pembicaraan. Menurut dia, itu adalah hak rakyat.
"So, biarkan kita bahas pemimpin kita sampai telanjang. Pemimpin boleh di-ghibah sebab salahnya dia merusak bangsa dan baiknya dia menyelamatkan Ummat manusia. Jangan takut bicara tentang pemimpin apa adanya...bicara jujur bukan kriminalitas. Menghina pemimpin baru kriminal kalau dilaporkan. Temukan pemimpin yang terbaik. Kita berhak!!," papar Fahri.
(bag/tor)So, biarkan kita bahas pemimpin kita sampai telanjang. Pemimpin boleh di-ghibah sebab salahnya dia merusak bangsa dan baiknya dia menyelamatkan Ummat manusia.
β #MerdekaBro! (@Fahrihamzah) 2 April 2018
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini