Cerita Perawat Khawatir saat Tangani Novanto: Dok, Aman Nggak?

Cerita Perawat Khawatir saat Tangani Novanto: Dok, Aman Nggak?

Haris Fadhil - detikNews
Senin, 02 Apr 2018 12:20 WIB
Perawat RS Medika Permata Hijau yang bersaksi dalam sidang lanjutan terkait hilangnya Setya Novanto yang diduga direkayasa Fredrich Yunadi dan dr Bimanesh Sutarjo (Foto: Haris Fadhil/detikcom)
Jakarta - Perawat di RS Medika Permata Hijau, Indri Astuti, sebenarnya telah berganti baju perawatnya untuk pulang petang itu. Namun, Pelaksana Tugas (Plt) Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau dr Alia memintanya untuk lembur karena akan ada pasien yang datang saat itu.

Peristiwa itu terjadi pada 16 November 2017. Saat itu, Indri khawatir ketika mengetahui pasien yang akan datang itu adalah Setya Novanto.


"Saya ingin pulang, saya ganti baju di lantai 5 di ruang ibu kanit perawatan, mau ganti baju terus pulang," ujar Indri ketika bersaksi dalam sidang lanjutan perkara perintangan penyidikan Setya Novanto dengan terdakwa dr Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (2/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, menurut Indri, ada 4 orang yaitu dr Francia, dr Alia, Wiyanti dan Mery. Indri mengaku ditawari dr Alia untuk kembali bekerja karena akan ada pasien yang datang.

"Dokter Alia bilang, 'mau ada pasien ini, pejabat, butuh perawat 4 orang senior', saya ditawarkan begitu. Waktu saat itu, saya bilang siapa, disebut dr Alia, 'Setya Novanto', kemudian saya tanya, 'dok, aman nggak?'," kata Indri.

"Maksudnya?" tanya hakim.

[Gambas:Video 20detik]


"Kan saya dengar di TV itu koruptor. Ada kasus. Katanya 'aman karena direktur sudah tahu', (Indri menjawab) 'tapi emang bisa dok?'. Dia bilang kan kita nggak boleh nolak pasien, diiyakan sama ibu kanit (perawatan). Katanya akan dibayar berapapun hitungannya lembur," ujar Indri.

Indri akhirnya menuruti permintaan untuk merawat Novanto. Saat bersiap-siap menunggu Novanto, Indri mengaku dr Bimanesh menemuinya. Saat itu, Indri sempat menangis saking khawatirnya tetapi ditenangkan dr Bimanesh yang mengaku akan bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi.

Dalam perkara ini, Bimanesh dijerat bersama-sama mantan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, merekayasa rekam medis Novanto untuk menghindari pemeriksaan KPK. (haf/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads