Polisi mengatakan modus kejahatan Abu Tours mirip-mirip First Travel: para korban diiming-imingi umrah dengan harga ekonomis. Tetapi bedanya, Abu Tours tidak mengendorse artis sebagai alat pemupuk kepercayaan para korbannya.
"Dia (Abu Tours) pancing dulu (korbannya). Begini, misalnya ada 10 jemaah, dia kasih umrah murah misalnya Rp 15 juta, tapi fasilitasnya super mewah seperti (umrah kelas) bintang 5," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Dicky Sondani kepada detikcom, Jumat (30/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Rp 15 juta itu saja sudah tidak mungkin bisa berangkat. Karena ongkos ke sana saja Rp 12 sampai Rp 13 juta. Itu logikanya," ujar Dicky.
Dicky mengungkapkan Hamzah Mamba, pemilik Abu Tours, sengaja mewujudkan hal tak masuk akal itu untuk memancing ketertarikan dan kepercayaan masyarakat. Pelaku telah memprediksi cerita umrah dengan harga ekonomis tetapi fasilitas mewah itu akan menyebar dari mulut ke mulut.
"Cara dia itu orang dikasih enak dulu, otomatis mereka senang dan mereka cerita ke kampungnya. 10 orang ini misalnya akan cerita ke mana-mana dan akhirnya masyarakat berbondong-bondong (daftarkan diri ke Abu Tours)," terang Dicky.
Dicky kemudian menerangkan tindak lanjut kepolisian terhadap kasus penggelapan dana calon jemaah umrah ini adalah mengejar aset-aset milik Hamzah Mamba. Harapan kepolissian, jika aset-aset terkumpul dan pengadilan memutuskan aset-aset tersebut dilelang, masyarakat yang merugi dapat menerima gantinya.
(aud/gbr)











































