"Di sekolah mau belajar, menulis sudah cukup lancar, menyusun angka. Perkembangannya cukup baik," kata Erlia Fatmasari Hadi (41), wali kelas 5C SLB N 1 Kulon Progo sekaligus guru Wahyu, saat ditemui detikcom di sela kesibukannya mengajar di kelas, Kamis (29/3/2018).
Erlia menyebut kondisi Wahyu ketika awal masuk sekolah sangat berbeda jika dibandingkan saat ini. Waktu itu, Wahyu cukup sulit diatur karena memang sulit diajak berkomunikasi. Saat di dalam kelas, dia kerap berlari keluar dan sulit diajak duduk untuk belajar. Bahkan tak jarang pintu ruang kelas ditutup dan dikunci agar Wahyu tidak kabur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sekarang dia nurut sama guru, sama temannya sosialisasi bagus, berbagi, jika temannya kesulitan dia sering membantu seperti apa yang diajarkan guru," ujarnya.
Akan tetapi masih ada pekerjaan rumah bagi pihak sekolah. Menurut Erlia, meski di sekolah Wahyu mau belajar dan bersosialisasi dengan temannya, namun saat di rumah Wahyu tidak mau belajar.
"Dia kadang tidak nurut sama orang tuanya, jadi kami masih berupaya mendidiknya agar di rumah dan di sekolah sama-sama baik," imbuhnya.
Kepala SLB N 1 Kulon Progo, Suradi menambahkan pihak sekolah tidak membebani siswanya untuk terus belajar di dalam kelas. Ketika siswa lelah, oleh guru diizinkan bermain dulu.
![]() |
"Kalau ingin libur, juga kita izinkan," ujarnya.
Terkait biaya sekolah Wahyu, Suradi mengaku tidak dipungut sepeserpun. Seluruhnya dibiayai pemerintah sesuai dengan kebijakan terhadap siswa SLB.
"Jadi semua siswa, tak hanya Wahyu, semua siswa SLB gratis biaya pendidikannya," terangnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini