"Ngajak perang? Ya perang saja. Orang ajak perang masa makan soto sih," kata Ryamizard di Gedung Kemenhan, Jalan Merdeka Barat, Rabu (28/3/2018).
Ryamizard menyebut ultimatum perang ini merupakan tugas TNI. Sebab, ultimatum perang ini mengancam keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Ryamizard percaya TNI dapat menanggulangi ancaman ini dengan mudah. "Mereka (OPM) mah kecil. Malu sama veteran kalau saya tidak berani," ujar Ryamizard sambil menjentikkan jari.
Baca juga: Jelang Hari OPM, Timika Siaga I |
Video berdurasi 2 menit 42 detik itu diunggah ke Youtube 9 Februari kemarin. Dalam keterangan disebutkan Kepala Staf Operasi Komando Nasional TPNP G.Lekkagak Telenggen membacakan ultimatum perang di Markas Kimagi, Distrik Yambi, Puncakjaya, Papua.
"Freeport di Tembaga Pura itu harus tutup. Perang jangan berhenti, perang harus tanpa intervensi internasional di Papua. Ultimatum perang, saya sudah umumkan. Jadi, perang harus dilakukan di mana saya, di Papua. Ketentuan, aturan perang kita sudah keluarkan itu. Panglima TNI, Polda harus tunduk pada aturan itu, TPN di seluruh Papua, perang harus berdasarkan aturan ini. Tujuan, kami ingin perang lawan TNI, Polri sudah tecantum dalam aturan TPN," kata Lekkagak.
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini