Ibu satu anak itu harus menjalani perawatan intensif lantaran diduga keracunan jamu tradisional yang diminumnya, Senin (26/3/2018). Semenjak dilarikan ke RSUD Muntilan, Senin siang, Lusia, belum bisa beraktifitas seperti biasa.
"Masih lemas, bergerak sedikit pusing, kepalanya berputar-putar," ujar Lusia lemah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya mengaku tidak menyangka jika akan mengalami keracunan, terlebih usai meminum jamu tradisional uyub-uyub yang setiap hari dikonsumsinya.
"Setiap hari saya langganan, minum jamu uyub-uyub, tapi tidak ada masalah. Penjualnya juga sudah 26 tahun berkeliling menjual jamu itu," tutur warga Dusun Ngloning, Desa Senden, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang itu.
Diakui Lusia, dirinya menjadi salah satu dari banyak warga yang berlangganan jamu tradisional racikan seorang penjual yang menurut Lusia bernama Mbak As. Tidak hanya menjual jamu uyub-uyub, Mbak As juga menjual aneka jamu tradisional lain seperti kunir asem, beras kencur, temulawak, dan lainnya.
Lusia sendiri baru berlangganan membeli jamu uyub-uyub selama satu bulan terakhir semenjak dia melahirkan putra pertamanya. Jamu itu diyakini bisa melancarkan ASI selama menyusui bayi. Lusia pun memilih membeli jamu di Mbak As yang setiap hari berkeliling dan telah bertahun-tahun memasarkan di Desa Senden dan Desa Treko.
Senin kemarin, seperti biasa, Lusia juga membeli jamu uyub-uyub dari Mbak As sekitar pukul 09.00 WIB. Dia sama sekali tidak merasakan adanya perbedaan dengan jamu yang diminumnya. Namun, selang tiga jam, atau sekitar pukul 12.00 WIB, Lusia mulai merasakan mual, pusing, hingga muntah.
"Sorenya, saya juga kejang-kejang. Hingga akhirnya harus dibawa ke rumah sakit," ungkap Lusia.
Hingga saat ini, Lusia masih harus menjalani perawatan intensif bersama dengan 10 orang ibu rumah tangga lainnya yang juga mengkonsumsi jamu tradisional serupa.
Sementara itu, dokter penyakit dalam RSUD Muntilan, dr Samsul menyebutkan, ada sebelas orang yang dirawat intensif karena gejala keracunan. Mereka yaitu Anik Trianingsih (37), Santi Rahmawati (27), Lusia Afriani (23), Haryanti (35), Ida Riwayati (33), Indah Saputri (22), Dias Tri Yuliani (29), Napsiah (30), Saidah (35), Sarwati (25). Seluruhnya merupakan warga Dusun Ngloning, Desa Senden, Kecamatan Mungkid. Ditambah satu warga Dusun Treko 3, Desa Treko, Kecamatan Mungkid yakni Maesaroh (28).
"Seluruhnya ibu rumah tangga dan sebagian besar menyusui. Rawat inap semua, kita evaluasi dulu," ungkap dr Samsul.
Menurut Samsul, seluruh pasien dalam kondisi tidak parah. Hanya saja, ada beberapa yang mendapatkan perhatian khusus karena mengalami gejala kejang-kejang.
"Tapi tremornya (kejang) itu karena jamu atau yang lain kita masih evaluasi, karena infonya mereka sudah sempat minum obat tertentu setelah minum jamu," kata Samsul.
Adapun gejala-gejala yang dialami oleh para pasien ketika dibawa ke RSUD Muntilan seperti mual, muntah, diare, nyeri perut.
"Rata-rata gejala yang dikeluhkan mirip dengan gejala keracunan," terang Samsul. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini