"Ada 11 pasien yang dirawat di sini (RSUD Muntilan), di bangsal Mawar. Mereka masuk Senin (26/3) sore," jelas dokter penyakit dalam RSUD Muntilan, dr Samsul kepada detikcom, Selasa (27/3/2018).
Kesebelas pasien tersebut yakni Anik Trianingsih (37), Santi Rahmawati (27), Lusia Afriani (23), Haryanti (35), Ida Riwayati (33), Indah Saputri (22), Dias Tri Yuliani (29), Napsiah (30), Saidah (35), Sarwati (25). Seluruhnya merupakan warga Dusun Ngloning, Desa Senden, Kecamatan Mungkid. Ditambah satu warga Dusun Treko 3, Desa Treko, Kecamatan Mungkid yakni Maesaroh (28).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Samsul, seluruh pasien dalam kondisi parah. Hanya saja, ada beberapa yang mendapatkan perhatian khusus karena mengalami gejala kejang-kejang.
"Tapi tremornya (kejang) itu karena jamu atau yang lain kita masih evaluasi, karena infonya mereka sudah sempat minum obat tertentu setelah minum jamu," kata Samsul.
Adapun gejala-gejala yang dialami oleh para pasien ketika dibawa ke RSUD Muntilan seperti mual, muntah, diare, nyeri perut.
"Rata-rata gejala yang dikeluhkan mirip dengan gejala keracunan," imbuhnya.
Sejauh ini, Samsul juga mengaku tidak begitu tahu jamu yang diminum oleh para pasien. Meski demikian, berdasarkan pengakuan mereka, jamu tersebut adalah jamu harian yang biasa dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping.
"Jamu apa kita tidak begitu tahu. Tapi ketika saya tanya beberapa pasien, itu adalah jamu harian dan biasanya tidak apa-apa," terangnya.
Sejauh ini, penanganan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit adalah penanganan pertama untuk mengatasi kegawatan. Mulai dari penanganan mual, muntah, dan juga tes lambung untuk mengatasi kemungkinan jika masih ada racun di lambung.
Bidan Desa Senden, Gendah menambahkan, dirinya sempat memeriksa dua orang pasien yang mengalami muntah, lemas, dan tensi tinggi.
"Saya memeriksa 2 orang, salah satunya mengalami gejala kejang-kejang. Keduanya kemudian dikirim ke RSUD Muntilan, setelah itu saya dengar ada warga lain yang mengalami gejala sama, langsung saya suruh untuk dilarikan ke rumah sakit," urainya.
Gendah juga membenarkan bahwa para pasien yang mengalami gejala keracunan tersebut mengaku sempat meminum jamu uyub-uyub.
"Mereka memang sudah langganan jamu itu, penjualnya juga sudah 26 tahun menjajakan jamu tradisional. Jamunya dari daun pepaya dan temugiring," jelasnya.
Menurut Gendah, sampai saat ini sudah tidak ada lagi laporan adanya warga yang mengeluhkan gejala keracunan.
"Dari laporan Kepala Dusun (Kadus) Ngloning, sudah tidak ada lagi. Sudah aman," katanya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini