Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono mengungkapkan hal itu kepada detikcom, Selasa (27/3/2018). Haryono menjelaskan 7 warga itu masuk ke kawasan hutan pada Sabtu (24/3) lalu.
Lokasi kawasan itu sekitar 2 jam berjalan kaki dari Desa Sinar Danau, Kec Pelangiran, Kab Inhil, Riau. Warga saat itu memasuki kawasan hutan yang selama ini jadi wilayah jelajah harimau liar, termasuk Bonita.
"Kita sejak penanganan konflik sudah disampaikan agar warga jangan melakukan aktivitas di dalam kawasan hutan. Tapi masih ada juga yang melakukan itu," kata Haryono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka menghubungi salah satu tim terpadu meminta bantuan karena mereka bertemu harimau," kata Haryono.
Walau mereka memanjat pohon, Bonita tetap tak beranjak dari lokasi itu. Bonita sepertinya menyandera mereka sebagai peringatan jangan merusak habitatnya.
Setelah menerima informasi dari warga yang 'disandera' Bonita, tim terpadu pun bergegas mendatangi lokasi tersebut menggunakan sampan. Tim menelusuri kawasan hutan dari Dusun Sinar Danau selama dua jam lewat jalur sungai kecil.
"Selama tim belum sampai ke lokasi, 7 orang yang memanjat pohon tetap ditongkrongi Bonita. Warga tak berani turun karena harimau itu terus mengawasi mereka," kata Haryono.
![]() |
Setelah tim tiba di lokasi, kata Haryono, 7 orang yang kepergok harimau itu baru berani turun dari pohon. Tim terpadu akhirnya mengevakuasi mereka untuk keluar dari kawasan hutan menggunakan sampan.
"Saat tim tiba di lokasi, harimau Bonita sudah tidak tampak lagi. Tim akhirnya membawa 7 warga untuk dievakuasi dari dalam kawasan hutan," kata Haryono. (cha/asp)