Di saat hari kerja, pria yang akrab disapa Cody ini memilih untuk bergulat di rumah sakit. Sedangkan saat hari libur, dia lebih memilih untuk hidup di jalanan sebagai driver ojek online dan narik penumpang.
"Kurang lebih seperti itulah saya saat ini. Kalau hari biasa koas di rumah sakit, tapi kalau libur saya kembali ke jalanan narik penumpang pakai aplikasi Go-Jek," kata Cody, saat ditemui di rumah kakeknya di Jalan Jenderal Sudirman Palembang, Senin (26/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjun di dunia transportasi online dan memilih menjadi driver ojek bagi Cody bukanlah pekerjaan utama. Dia hanya ingin belajar bagaimana kerasnya hidup di jalanan dan mencari uang dengan hasil keringatnya sendiri.
Bahkan teman-temannya sempat tidak percaya saat Cody menyatakan akan mendaftar jadi driver Go-Jek pada awal Juli 2017 lalu. Begitu juga keluarga Cody yang mengetahui. Mereka secara tegas langsung menolak hal itu.
![]() |
"Dari awal saya gabung itu sudah ditolak sama keluarga. Tidak boleh saya narik Go-Jek. Malah sempat saya mau dikasih uang saku lebih dari biasanya karena dikira saya ini kekurangan uang saku," kata Cody.
Namun begitu Cody tetap menjelaskan pada keluarga, terutama ibu kandungnya, Rodiah. Yaitu menjadi driver ojek online adalah pekerjaan yang halal dan dapat menambah uang saku secara mandiri.
"Sampai sekarang saya itu masih tetap yakinkan orang tua, terutama ibu dan nenek saya yang betul-betul melarang. Mereka juga sebenarnya nggak tahu kalau saya masih tetap cari penumpang akhir-akhir ini," sambung Cody.
Sekarang nama Cody telah viral dan jadi perbincangan nitizen, serta masyarakat. Selain tampan, dokter muda ini ternyata dikenal humoris dan hobi berdakwah di kalangan teman-temannya.
Anak dari pasangan Haji Abdul Aziz dan Rodiah ini pun sempat tidak menyangka jika foto berseragam Go-Jek dan pakaian kedokteran akan viral di media sosial. Dia kini pun mulai bingung jika nanti ibu dan neneknya mempertanyakan hal itu.
"Nah itu dia Mas, saya bingung juga nanti kalau ibu saya tanya soal ini. Soalnya semua keluarga juga sudah tahu dan itu pasti sampai sama orang tua saya. Tapi nanti kalau ditanya, saya akan jelaskan lagi alasannya," kata Cody yang terlihat mulai kebingungan.
Meskipun demikian, teman-teman satu angkatan Cody di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhamadiyah Palembang tetap mendukung. Mereka optimis Cody dapat membagi waktu antara koas dan narik penumpang.
"Kalau saya liat awalnya lucu, tapi seiring berjalannya waktu. Oh ternyata banyak juga manfaatnya dan kami juga sebagai teman banyak ambil pelajaran. Bukan uang yang dicari, tapi pengalaman," kata teman Cody, Rizal Palero. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini