Letnan Kolonel Arnaud Beltrame termasuk di antara sekelompok polisi yang bergegas ke lokasi di kota Trebes, Prancis pada Jumat (23/3) waktu setempat setelah pelaku yang diidentifikasi sebagai Redouane Lakdim, melakukan penembakan dan penyanderaan di supermarket.
Beltrane menawarkan untuk menukar dirinya dengan seorang wanita yang disandera. Pria berumur 45 tahun itu sempat ditikam dan ditembak oleh Lakdim sebelum polisi antiteror menyerbu dan menewaskan Lakdim, keturunan Maroko yang memegang status kewarganegaraan Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut insiden ini sebagai "serangan teroris". Macron pun memuji keberanian Beltrame. "Dia menyelamatkan nyawa dan menghormati rekan-rekannya dan negaranya," tutur Macron.
Kepolisian menyebutkan, Lakdim awalnya mencuri sebuah mobil di Carcassonne dan membunuh salah satu penumpangnya. Dia kemudian menembaki sekelompok polisi yang sedang jogging. Akibatnya, seorang polisi terluka akibat tembakan di bahu.
Lakdim kemudian melaju ke supermarket yang jaraknya sekitar tiga mil dari Carcassonne dan menyandera sekitar 50 orang. Penyanderaan itu berlangsung sekitar 3 jam. Dia membunuh dua sandera dan melukai 16 orang lainnya, sebelum polisi antiteror menyerbu supermarket dan menembaknya hingga tewas.
Media-media Prancis memberitakan Lakdim 'bukan nama asing' bagi badan-badan keamanan di Prancis dan masuk dalam radar pengawasan. Saat kejadian, dia dilaporkan bersenjata lengkap dan menuntut pembebasan Salah Abdeslam, tersangka yang melakukan serangan senjata dan bom di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini