"Jadi kita itu mengamankan dan mengawal, bukan pembubaran. Jadi gini, pelaksanaan pengamanan itu sudah diawali dengan dimediasi, awalnya dimediasi oleh anggota Polwan, namun karena di sana kan dalam keadaan kayak begitu kan, memakai pakaian salat. Jadi supaya tidak dianukan, kan gitu loh. Jadi dimediasi dengan sikap dan perilaku yang baik, dengan nasihat yang baik namun tidak dihiraukan sehingga terjadi, ada sesuatu yang memulai dari belakang, dari pengunjuk rasa, ada yang melempar," kata Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hery Murwono saat dihubungi, Jumat (23/3/2018).
Hery menjelaskan sebagian warga yang memprovokasi itu melempar batu dari arah belakang ibu-ibu yang sedang memakai mukena. Menurut Hery, sebagian masyarakat itu juga membawa bom molotov dan bambu runcing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menerangkan masyarakat saat itu berkumpul di tengah jalan karena tak mau dieksekusi. Upaya mediasi telah dilakukan tapi tak dihiraukan masyarakat sampai akhirnya terjadi aksi provokasi.
"Bukan ada zikir, jangan sampai salah, itu begini karena mau dieksekusi, kata mereka ayo salat, ayo. Bawa mukena supaya tidak diapain di jalan. Kitanya kan sudah memberikan waktu sampai salat zuhur, nah mereka salat zuhur nih, mendirikan sejadah sampai salat zuhur, dimediasi lagi. Mereka nggak menghiraukan, tiba-tiba ada yang melempar," terangnya.
Polisi kemudian mengamankan situasi dan membawa sejumlah orang untuk diperiksa.
"Yang pertama ada 26, sekarang sudah diperiksa semua," ucap Heru.
Sebelumnya, Wakapolri Komjen Syafruddin merasa geram setelah menerima laporan perihal tindakan represif aparat kepolisian terhadap ibu-ibu yang menggelar zikir saat proses eksekusi lahan Tanjung Sari. Dia menegaskan Polri telah mengambil langkah cepat untuk menginvestigasi soal kebenaran informasi tersebut.
Syafruddin menerangkan Tim Divisi Propam Polri telah berada di lokasi sejak sehari pascakericuhan di Tanjung Sari. Dia menambahkan kemungkinan hasil investigasi diterima dirinya pada Senin (26/3) pekan depan.
"Ini mungkin investigasinya minggu depan sudah selesai dan investigasinya menyeluruh, bukan hanya kepada internal Polri. Tapi kepada pengambil kebijakan, yaitu pemerintah daerah, akan kita proses semuanya," ucap Syafruddin seusai salat Jumat di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/3). (knv/jbr)