"Dalam konteks demokrasi, maka PPP menganggap wajar saja ada tokoh yang selama ini ambil peran sebagai 'oposisi' terhadap pemerintahan sekarang, kemudian mengusulkan agar partai-partai, terutama yang tidak masuk koalisi pemerintahan, untuk bergabung dan menjadi lawan dalam pemilu mendatang," kata Sekjen PPP Arsul Sani kepada wartawan, Jumat (23/3/2018).
Meski demikian, Arsul memandang usulan Rizieq soal koalisi permanen 212 sulit terwujud. Menurutnya, ada beberapa persyaratan koalisi untuk menjadi permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalaupun sepakat Prabowo yang jadi capres, tentu masing-masing partai lainnya akan minta kadernya dijadikan cawapres. Kalau cawapresnya dari PAN lagi, misalnya, apakah PKS-nya mau, karena Pilpres 2014 cawapresnya sudah dari PAN?" beber dia.
Arsul juga menyebut sikap Partai Gerindra kerap berbeda dengan 3 partai lain. Dia yakin koalisi tersebut hanya bersifat sementara untuk mengalahkan Jokowi saja, tak sampai permanen.
"Kalaupun ada koalisi parpol-parpol tersebut, maka itu sebatas keperluan mengalahkan Pak Jokowi saja. Tapi untuk permanen, dalam arti satu kebijakan dalam mengelola negara, maka rasanya sulit," ucap dia. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini