"Ya sebaiknya sebagai panutan-panutan nggak perlu di depan publik untuk kisruh-kisruh begitu," ujar Titiek, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Menurut Titiek, ketidaksukaan bukan berarti keduanya tidak saling kenal. Untuk itu, ia menyarankan agar keduanya bertemu secara langsung untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin yang merasa dikritik, nggak terima 'ayo ketemu deh' gitu," lanjut Titiek.
Saat ditanya apakah kisruh dua tokoh senior itu merupakan pernak-pernik menjelang Pilpres 2019, Titiek mengaku tak tahu.
"Yang penting saya nggak ikut drama itu, he..he..he," tutur Titiek.
Sebelumnya, Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais kembali 'menyerang' Presiden Joko Widodo. Kali ini yang ia kritik soal program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan Jokowi merupakan pembohongan.
"Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?" kata Amien saat menjadi pembicara dalam diskusi 'Bandung Informal Meeting' yang digelar di Hotel Savoy Homman, Jalan Asia Afrika, Bandung, Minggu (18/3).
Selain soal sertifikat tanah, Amien juga menuding ada unsur pembangkitan Partai Komunis Indonesia PKI dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
"Pemimpin (Jokowi) mengatakan tahun 1965 baru 4 tahun, mana ada PKI balita. Memang nggak ada, tapi kenapa rezim ini memberikan angin membangkitkan PKI," kata Amien.
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini