"Kalau kami terlalu represif, 'Wah negara ini negara represif.' Kami berikan jangka waktu. Ini kita pantau terus, cyber patrol di multimedia akan memantau. Kalau seminggu masih beredar terus, harus ada tindakan hukum. Artinya, ada yang sengaja meng-upload, mengedarkan. Ada kesengajaan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setyo mengaku kepolisian masih menangani isu itu dengan persuasif. Caranya, memberi tahu bahwa tidak ada temuan telur palsu.
"(Isu telur palsu) tertangani ya. Dalam artian, kami meng-counter. Itu adalah tugas kita bersama. Tapi menangani secara hukum, dia harus diproses hukum, itu masih persuasif," jelas Setyo.
"Kalau ini masih jadi trending topic terus, kami cari influencer-nya siapa nih. Kalau influencer-nya jelas, kita akan profiling siapa yang main di sini (isu telur palsu)," lanjut dia.
Setyo tak menutup kemungkinan adanya aktor intelektual yang mengatur isu tersebut. Dia mengatakan Polri memiliki peralatan untuk mendeteksi sosok penyebat isu telur palsu.
"Bisa jadi (ada aktor intelektual). Dia munculkan di Aceh, di Sumbawa, Jakarta, dia munculkan lagi di tempat lain. Ini ada yang men-setting tidak sih? Kita kan punya alat semua," tegas dia. (aud/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini