"Ketidakseimbangan ekosistem juga bisa jadi alasan. Antara lain kemudian juga kondisi laut bisa terjadi itu. Tapi itu masih perlu didalami," ujar Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno kepada wartawan, Rabu (21/3/2018).
Secara umum, hewan laut cenderung mencari tempat hidup yang menurutnya aman. Namun, sayangnya mereka seringkali tak bisa membedakan wilayah yang seharusnya tak ditempati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada diungkapkan oleh Peneliti Mamalia Laut LIPI Sekar Mira yang menjelaskan beberapa faktor penyebab terdamparnya hewan-hewan laut itu. Salah satu faktor utamanya ialah lantaran kondisi laut yang kian tercemar.
"Dari kejadian terdampar ini bisa juga ada pengaruh polutan atau cemaran di laut kita. Jadi banyak banget faktornya," ucap Sekar dihubungi secara terpisah.
"Bisa juga ini indikasi cuaca ekstrem, misal gempa dasar laut atau pasang surut ekstrem bisa berpengaruh," imbuhnya.
Namun yang pasti, kematian hewan-hewan laut yang tak lazim itu menjadi alarm bagi manusia. Sebab, hal tersebut bisa menjadi indikasi ada sesuatu yang salah dengan kondisi laut saat ini.
"Yang kemarin-kemarin terdampar atau mati itu perlu kita selidiki lebih lanjut. Karena sebenarnya mereka bisa menjadi alarm atau pembawa pesan ada sesuatu yang salah di laut kita, bisa jadi indikasi dari fenomena ini," jelas Sekar.
Diberitakan, seekor paus sperma sepanjang 12,5 meter ditemukan terdampar di pantai wilayah Kabupaten Kaur, Bengkulu pada Rabu (21/3) dini hari.
Selain itu, paus sperma seberat 10 ton sebelumnya juga ditemukan di pinggir pantai wilayah Kabupaten Buleleng, Bali pada Selasa (20/3). Di hari yang sama, seekor lumba-lumba ditemukan mati dalam kondisi tercabik di Kabupaten Karangasem, Bali.
(tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini