"Nggak benar (bocah M tidur di kamar mandi). Selama ikut mami (CW), anak-anak nggak ada yang tidur di kamar mandi," kata Siti di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (16/3/2018).
Siti merupakan pengasuh yang menemani CW sejak tahun 2010. Dia berpindah-pindah dari hotel ke hotel bersama CW dan anak-anak asuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di hotel itu kita nyewa dua. Kalau di kamar satu itu mami, aku sama T. Yang (kamar) satu lagi R, O, M, sama E," jelasnya.
Dia kemudian menjelaskan alasan CW pindah dari rumahnya yang berada di kawasan Bendungan Hilir ke hotel. Siti menyebut CW memiliki trauma berat akibat sejumlah kejadian di masa lalu.
"Aku dengar sih mami punya trauma berat. Trauma kejadian 98 dan banjir, rampok gitu aja," ujar Siti.
Siti pun bercerita tentang kekhawatiran CW tentang bahaya jika tinggal di sebuah rumah. Demi faktor keamanan, lanjut Siti, CW memilih tinggal di hotel.
"Terus mami takutnya kalau ada orang yang mau minta didoain sama mami, kalau misalkan itu dua orang suami isteri lalu tiba-tiba kalau dia niat jelek, bunuh kita. Dari pada kita mati mending kita tinggal di hotel aja," tutur dia.
CW sebelumnya dilaporkan ke polisi atas dugaan kekerasan yang dilakukan kepada M alias F. M awalnya kabur dari Hotel Le Meridien, tempat tinggalnya selama ini bersama ibu asuhnya.
Kepada pihak LPAI, M menceritakan kekerasan psikis seperti disuruh tidur di kamar mandi oleh ibu asuhnya. M bisa ke LPAI karena diantar oleh Rini, seorang perempuan yang tadinya berniat mengasuhnya. (knv/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini