Dalam sesi pertama, keduanya ditanya panelis terkait mensinergikan kaum abangan atau nasionalis dengan santri yang seolah menjadi incaran kedua pasangan untuk menarik suara.
Menanggapi pertanyaan dari panelis, Hanta Yuda itu Ganjar menjawab jika selama ini golongan santri merupakan golongan yang gayeng untuk diajak diskusi.
"Jateng benteng Pancasila, saat ingin susun program mereka dilibatkan," kata Ganjar di lokasi debat, Gumaya Tower Hotel, Semarang, Kamis (15/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"2019 akan anggarkan kesejahteraan para guru TPQ," ujar Yasin.
Sedangkan Sudirman Said mengatakan Jawa Tengah memiliki beragam sejarah agama tidak hanya Islam. Islam ada walisongo, kemudian ada Candi Prambanan dan Borobudur hingga Laksamana Cheng Ho, sehingga sesuai janji-janji yang sudah disusun, maka pihaknya akan pro rakyat kecil atau pro wong cilik. a
"Jateng rumah bersama semua warna ada, berbagai agama memiliki cerita di sini. Kita kibarkan satu tema APBD yang pro wong cilik, perempuan dan santri. Fokus pada orang tak berdaya," kata Sudirman.
Sedangkan Ida Fauziyah menjelaskan santri di Jawa Tengah cukup banyak dan ikut andil dalam mencerdaskan bangsa. Namun ia melihat banyak pesantren yang justru berjalan sendiri.
"Saya sudah datang ke berbagai pesantren, banyak yang dibiarkan jalan sendirian," tandas Ida.
Setelah menjawab soal upaya merangkul kaum nasionalis dan santri, kedua pasangan juga ditanya oleh panelis lainnya terutama soal kebudayaan, ekonomi, hingga infrsatruktur dan lain-lain.
(alg/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini