"(Pernah coba bobol sistem keamanan) Uber, (tapi) nggak berhasil masuk," ujar NAP saat berbincang dengan detikcom di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
NAP mengaku pernah mencoba mencari kelemahan pada aplikasi Uber. Menurutnya, sistem keamanan IT Uber sangat kuat sehingga susah diterobos dengan metode SQL injection.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, mahasiswa jurusan IT di sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Jatim, ini baru memiliki kemampuan hacking dengan metode SQL injection. Metoda lain pernah dia pelajari tapi tidak sampai diaplikasikan.
"Saya cuma sekadar riset saja, tapi kalau diaplikasikan tidak pernah," cetusnya.
NAP pernah tergabung dalam komunitas hacker pada 2016-2017. Namun dia mengaku tidak begitu aktif dalam komunitas itu.
"Saya nggak pernah ikut gathering juga. (Komunikasi komunitas) di Telegram, ada sekitar 800-an member, isinya nggak semua hacker, ada juga pegiat IT," tuturnya.
NAP merupakan salah satu 'buruan' FBI (Federal Bureau of Investigation) karena menjebol sejumlah sistem keamanan IT beberapa perusahaan di Amerika Serikat. Mahasiswa berkacamata ini ditangkap saat nongkrong di sebuah kafe di Surabaya, Jatim, pada Minggu (11/3) lalu.
Selain NAP, tim Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap KPS (21) dan ATP (21). Ketiganya tergabung dalam komunitas hacker 'Surabaya Black Hat'. (mei/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini