Sstt... Hakim Senior yang Di-OTT KPK Sedang Dipromosikan MA

Sstt... Hakim Senior yang Di-OTT KPK Sedang Dipromosikan MA

Andi Saputra - detikNews
Rabu, 14 Mar 2018 16:20 WIB
Hakim Wahyu Widya Nurfitri ditangkap KPK karena menerima suap Rp 30 juta. (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap hakim. Kali ini hakim senior Pengadilan Negeri Tangerang Wahyu Widya Nurfitri ditangkap gara-gara suap terkait perkara perdata.

Berdasarkan berkas yang dikutip dari website Mahkamah Agung, Rabu (14/3/2018), Wahyu Widya ternyata sedang mendapat promosi. Ia masuk dalam nominasi calon ketua pengadilan negeri kelas IB.

Ia seharusnya mengikuti profile assessment pada 21 Maret 2018 dan uji wawancara sehari setelahnya. Proses seleksi itu akan dilaksanakan di Bali. Namun, apa lacur, promosinya dipastikan sirna karena ia dinonaktifkan gara-gara menghuni sel tahanan KPK.

Wahyu Widya memulai karier sebagai calon hakim di PN Depok pada 1993. Di PN Depok itulah Wahyu Widya berkarier selama 23 tahun. Dengan rentang waktu yang cukup lama, Wahyu Widya meraih pangkat IV/a.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, ia dipromosikan menjadi Wakil Ketua PN Rangkasbitung pada 2013. Setahun setelahnya, ia menjadi Ketua PN Gunung Sugih, Lampung. Dua tahun setelahnya, ia menjadi hakim PN Tangerang.

Belakangan, KPK menangkap hakim PN Tangerang Wahyu Widya Nurfitri gara-gara suap lewat panitera pengganti Tuti. Suap diduga diberikan dari Agus Winarto dan Saipudin, yang disebut sebagai advokat. Mereka memberikan suap kepada Wahyu terkait gugatan perdata perkara wanprestasi. KPK menyebut commitment fee terkait pengurusan itu sebesar Rp 30 juta.

"Namun uang itu dinilai kurang dan akhirnya disepakati nilainya menjadi Rp 30 juta, kekurangan Rp 22,5 juta akan diberikan kemudian," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan. (asp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads