Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Federasi Rusia mengatakan, Rusia akan membalas jika AS melancarkan serangan terhadap Damaskus. "Jika nyawa para tentara kami terancam, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia akan mengambil langkah-langkah pembalasan, baik terhadap rudal-rudal dan terhadap alat-alat peluncur yang digunakan," ujar Gerasimov seperti dikutip kantor berita Rusia, Ria Novosti dan Interfax dan dilansir Financial Times, Selasa (13/3/2018).
Ancaman ini disampaikan setelah Washington meningkatkan upaya-upaya untuk adanya aksi internasional guna menghentikan serangan-serangan pasukan rezim Suriah di Ghouta Timur, kawasan di pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak. Dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Nikki Haley mengatakan bahwa AS siap mengambil tindakan sepihak jika PBB tidak bertindak soal Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata selama 30 hari di seluruh wilayah Suriah. Namun pasukan pemerintah Suriah yang didukung militer Rusia terus melancarkan serangan-serangan di Ghouta Timur, yang menurut rezim Suriah ditujukan untuk menargetkan para 'teroris'. Juga dilaporkan terjadi sejumlah serangan yang diduga menggunakan senjata kimia.
Rezim Suriah telah membantah melakukan serangan kimia tersebut dan menuding para pemberontak sebagai pelakunya. Gerasimov pun menuding Washington dan pemberontak Suriah merencanakan 'provokasi' dengan senjata kimia, sehingga rezim Suriah akan disalahkan dan AS akan melancarkan aksi militer terhadap Suriah.
"Sebagai langkah pembalasan, Washington merencanakan serangan rudal terhadap bagian-bagian Damaskus yang dikuasai pemerintah," cetusnya.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini