Trump telah meminta militer untuk mempertimbangkan opsi-opsi terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad setelah serangan-serangan gas klorin dilaporkan terjadi di Suriah, termasuk di Ghouta Timur, dan kemungkinan serangan kimia lainnya di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak. Jika dilakukan, ini akan menjadi aksi militer kedua AS terhadap rezim Suriah dalam satu tahun ini.
Pemerintah Suriah telah membantah tudingan menggunakan senjata kimia dalam serangan-serangan terhadap pemberontak ataupun warga sipil. Pekan lalu, Suriah bahkan membantah tuduhan memiliki senjata kimia dan menekankan bahwa kelompok-kelompok militan yang beroperasi di negara itu, termasuk ISIS dan al-Nusra, telah memiliki sejumlah senjata kimia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut seorang pejabat yang enggan disebut namanya, Trump tidak mengusulkan aksi militer dan para pejabat pun memutuskan untuk terus memonitor situasi.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Dana White, membantah bahwa Mattis mendukung kemungkinan aksi militer di Suriah. Seorang pejabat senior lainnya mengatakan Mattis dengan tegas menentang aksi militer sebagai respons atas serangan-serangan klorin, sedangkan McMaster mendukung aksi militer.
Sebelumnya pada April 2017 lalu, Trump memerintahkan serangan rudal ke sebuah pangkalan udara di Suriah menyusul serangan gas sarin yang menewaskan 80 orang. Itu merupakan serangan langsung Amerika terhadap pemerintah Assad.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini