"Kami gelar operasi keselamatan dengan sasaran utama pelajar SMP, SMA, dan tempat parkir umum. Namun khusus pelajar belum kami tilang, hanya peringatan saja dan menghafal pancasila. Tapi ternyata banyak yang tidak hafal mungkin takut atau apa," ujar Kanit Lantas Poksek Mejayan Iptu Bondan Wibowo kepada wartawan di lokasi operasi barat Terminal Caruban Jalan Panglina Sudirman Selasa (13/3/2018).
Salah satu pelajar yang tidak lancar menghafal Pancasila di antaranya adalah Vinia (16) siswi SMKN 1 Mejayan. Vinia yang melanggar tidak memakai helm dan tidak membawa STNK tampak menangis saat ditanyai polisi.
"Helm saya rusak pak, saya buru-buru terlambat nanti," tutur Vinia kepada polisi yang menghalangi motornya yang ingin melaju.
![]() |
Saat turun dari motor, polisi memintanya menghafal pancasila. Namun Vinia tidak hafal. "Sekolahnya di mana, masa pancasila ndak hafal," kata polisi yang di bajunya tertulis nama Warsito dengan senyum ranah.
Selain Vinia, ada pula salah satu siswa MTSN Caruban bernama Dion Ardiansyah (13) yang terjaring operasi. Dion melanggar karena mengendarai motor sendiri dengan usia masih di bawah umur.
Selain menggelar operasi dengan sasaran pelajar, sasaran lainnya adalah tempat jasa penitipan motor. Tempat penitipan motor tersebut kebanyakan menerima titipann motor pelajar SLTP. Polisi selain menegur, juga melarang pemilik jasa penitipan untuk menerima pelajar SLTP yang akan parkir.
"Jadi, kami gencar sosialisasi ke pemilik jasa parkir untuk menolak pelajar SLTP yang akan parkir. Di samping itu kami juga sudah sosialisasi ke sekolah-sekolah," kata Kapolres Madiun AKBP I Made Agus Prasatya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini