"Pada malam itu tim melihat ada mobil yang diduga pada saat itu digunakan sebagai alat kejahatan, itu di malam hari yang melewati jalanan yang ada di sekitar kawasan hutan, sampai kemudian kita menemukan data-data yang lebih baru kemudian kita identifikasi terus di lapangan," ujar Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (9/3/2018).
Setelah dilakukan penelusuran, tim penyidik KPK disebut Febri menemukan adanya beberapa titik pertemuan untuk mengamankan uang tersebut. Lokasi itu diduga KPK ditentukan atas arahan tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang itu kemudian ditemukan KPK dari kediaman orang dekat Adriatma berinisial I dengan bantuan saksi lainnya berinisial S. KPK menduga saksi ini memiliki hubungan erat dengan Adriatma selaku Wali Kota Kendari. Dalam upaya penelusuran uang tersebut, KPK terbantu laporan masyarakat.
"Ada banyak sekali informasi yang kita dapatkan dari masyarakat setempat. Jadi kita sampaikan terima kasih pada masyarakat yang telah berinisiatif, dan pihak Polri sehingga kita bisa menemukan uang itu," tutur Febri.
Uang suap itu diduga dimintakan Adriatma dari Dirut PT Sarana Bangun Nusantara (SBN) Hasmun Hamzah untuk bantuan kampanye ayahnya, cagub Sultra Asrun. Asrun juga merupakan Wali Kota Kendari 2 periode, 2007-2017.
Pada Senin (26/2), Hasmun diduga memerintahkan anak buahnya menarik Rp 1,5 miliar dari rekening pengusaha itu. Selain itu, KPK menyebut di kas Hasmun ada Rp 1,3 miliar yang telah disiapkan untuk Adriatma.
Selang sehari, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) dan menjaring ketiganya, tapi keberadaan uang tersebut tidak ditemukan. KPK hanya mendapati bukti buku tabungan berisi penarikan uang Rp 1,5 miliar saat itu.
KPK kemudian menetapkan ketiganya beserta mantan Kepala BKSAD Kendari Fatmawati Faqih sebagai tersangka. Peran Fatmawati ini diungkap sebagai orang kepercayaan Asrun yang menjalin komunikasi dengan pengusaha.
(nif/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini